Dalam kurun waktu 30 hari terakhir, nilai Ethereum (ETH) mengalami stagnasi signifikan jika dibandingkan dengan Bitcoin (BTC), dengan penurunan sebesar 13,5%. Hal ini menunjukkan performa yang kurang menggembirakan bagi Ether dibandingkan beberapa token layer 1 teratas lainnya.
Rasio ETH/BTC, yang menjadi indikator penting dalam memahami dinamika pasar kripto, telah mengalami penurunan sejak 8 Maret lalu. Puncak penurunan terjadi pada 7 April dengan mencapai titik terendah tahun ini sebesar $0,047.
Beberapa faktor dapat diidentifikasi sebagai penyebab performa Ether yang lesu ini. Pertama, terjadi lonjakan minat investasi ke dalam ETF spot Bitcoin (BTC), yang mengalihkan fokus dari Ethereum. Kedua, terdapat peningkatan volume perdagangan Bitcoin Ordinals yang hampir mencapai $3 miliar, menandakan arus masuk dana yang signifikan ke dalam Bitcoin.
Aktivitas di jaringan Ethereum juga menunjukkan tanda-tanda penurunan minat. Data menunjukkan penurunan jumlah alamat aktif dan volume transaksi di DApps Ethereum selama 30 hari terakhir. Metrik aktivitas jaringan Ethereum, terutama jumlah alamat aktif harian, juga mengalami penurunan.
Kemungkinan persetujuan ETF Ethereum pada bulan Mei turut menjadi faktor penekan terhadap kinerja Ether. CEO VanEck, Jan van Eck, mengungkapkan keraguannya terhadap persetujuan ETF spot Ether pada bulan Mei oleh SEC AS. Eric Blachunas, seorang analis ETF dari Bloomberg, menurunkan peluang persetujuan ETF Ethereum pada bulan Mei menjadi 35% karena minimnya komunikasi dari SEC.
Ketidakpastian mengenai persetujuan ETF spot Ether serta penurunan aktivitas on-chain menjadi faktor utama yang menyebabkan performa buruk ETH dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini menunjukkan perlunya pemantauan lebih lanjut terhadap dinamika pasar kripto yang terus berubah.
Komentar