New York, HarianBatakpos.com – Harga iPhone naik secara drastis membuat masyarakat Amerika Serikat menyerbu toko ritel Apple. Fenomena panic buying ini terjadi di tengah kekhawatiran terhadap kenaikan harga akibat kebijakan tarif impor baru yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Banyak konsumen terburu-buru membeli iPhone karena takut harga akan melonjak tajam dalam waktu dekat.
Tarif impor baru tersebut berdampak langsung pada produk-produk asal China, termasuk iPhone yang sebagian besar dirakit di negara tersebut. Aktivitas belanja di Apple Store meningkat signifikan selama akhir pekan, menurut laporan Bloomberg.
Seorang karyawan Apple mengatakan, “Hampir setiap pelanggan bertanya apakah harga iPhone akan segera naik.” Kekhawatiran konsumen dipicu oleh tarif impor sebesar 54% terhadap produk China yang bisa membuat harga iPhone melambung tinggi.
Dalam perhitungan awal, harga iPhone 16 diprediksi naik dari US$799 menjadi US$1.142. Untuk model termahal, harganya bahkan bisa menembus US$2.300. Meski bersifat spekulatif, ketidakpastian ini cukup untuk mendorong masyarakat mempercepat pembelian mereka sebelum harga resmi dinaikkan.
Di tengah lonjakan pembelian, saham Apple justru mengalami tekanan. Harga saham turun ke angka US$182, jauh dari puncaknya di atas US$260 pada Desember 2024. Meski begitu, penjualan yang meningkat akibat panic buying ini dinilai bisa memperbaiki kinerja keuangan Apple pada kuartal kedua. Perusahaan dijadwalkan akan merilis laporan keuangannya pada 1 Mei 2025.
Komentar