Ekbis
Beranda » Berita » Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok Lagi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok Lagi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok Lagi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok Lagi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Jakarta, Harian Batakpos.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan tajam pada perdagangan Jumat (30/8/2024) akibat kenaikan pasokan minyak dan ketidakpastian mengenai pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Penurunan harga minyak mentah WTI dan Brent disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi kenaikan produksi OPEC+ dan data ekonomi AS yang mengecewakan.

Pada perdagangan Jumat (30/8/2024), harga minyak mentah WTI berjangka tercatat anjlok 3,11% di level US$73,55 per barel. Minyak mentah Brent juga mengalami penurunan sebesar 1,43%, berada di level US$78,80 per barel. Penurunan harga ini dipicu oleh peningkatan pasokan minyak dan berkurangnya harapan pemangkasan suku bunga AS, seiring dengan data belanja konsumen yang menunjukkan pertumbuhan yang kuat.

Sementara itu, pada awal perdagangan hari ini Senin (2/9/2024), harga minyak mentah WTI berjangka dibuka melemah 0,03% di level US$73,53 per barel, sedangkan minyak mentah Brent terjun 2,35% di level US$76,95 per barel. Penurunan ini mengindikasikan bahwa pasar minyak masih berada di bawah tekanan meskipun ada perubahan dalam dinamika pasokan.

Menko Zulhas Tekankan Konsumsi Susu Lokal, Strategi Tingkatkan Gizi Anak Indonesia

Pasar minyak merespons ekspektasi kenaikan pasokan OPEC+ mulai bulan Oktober, bersamaan dengan data belanja konsumen AS yang meningkat. OPEC+ berencana untuk melanjutkan rencana kenaikan produksi minyak, sementara penutupan produksi di Libya dan pemangkasan oleh beberapa anggota OPEC+ diharapkan dapat mengimbangi kelebihan produksi dan dampak dari permintaan yang lesu.

“OPEC+ yang berbicara tentang melanjutkan pengurangan pemangkasan produksi adalah berita utama yang membuat pasar kecewa,” ungkap Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Investor juga menanggapi data belanja konsumen AS yang meningkat pesat pada bulan Juli. Data ini menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap kuat di awal kuartal ketiga, yang berpotensi mengurangi harapan terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September.

Di Timur Tengah, perusahaan Minyak Nasional Libya melaporkan bahwa penutupan ladang minyak baru-baru ini mengakibatkan kehilangan sekitar 63% dari total produksi minyak negara tersebut. Konflik antara faksi-faksi timur dan barat Libya menyebabkan kerugian produksi yang dapat mencapai antara 900.000 dan 1 juta barel per hari (bph), menurut Rapidan Energy Group.

Investasi Rp1.627 Triliun! Indonesia-Singapura Bangun Panel Surya dan Kawasan Industri Hijau

“Sangat menarik melihat penutupan produksi minyak mentah Libya yang memiliki dampak signifikan pada harga pasar minyak,” ujar Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.

Pasokan minyak Irak juga diperkirakan akan menyusut setelah produksi negara tersebut melampaui kuota OPEC+. Irak berencana untuk mengurangi produksi minyaknya menjadi antara 3,85 juta dan 3,9 juta barel per hari bulan depan. Sementara itu, di AS, jumlah rig minyak aktif tetap tidak berubah pada 483 minggu ini, meskipun mengalami kenaikan satu rig pada bulan Agustus, menurut Baker Hughes.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan