Jakarta, HarianBatakpos.com – Harga minyak mentah dunia melanjutkan kenaikan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, OPEC+, menyetujui untuk menunda kenaikan produksi minyak Oktober selama dua bulan.
Pada penutupan perdagangan Kamis (5/9/2024), harga minyak mentah WTI berjangka tercatat naik 0,20% di level US$69,34 per barel. Begitu juga dengan minyak mentah Brent yang terapresiasi 0,23% di level US$72,87 per barel. Kenaikan ini sejalan dengan keputusan OPEC+ untuk menunda rencana kenaikan produksi yang semula direncanakan mulai Oktober.
Sementara itu, pada awal perdagangan hari ini, Jumat (6/9/2024), harga minyak mentah WTI berjangka dibuka menguat 0,03% di level US$69,36 per barel. Minyak mentah Brent juga dibuka lebih tinggi atau naik 0,03% di level US$72,89 per barel. Kenaikan harga ini mencerminkan dampak positif dari keputusan OPEC+ yang mengindikasikan penundaan kenaikan produksi.
OPEC+ telah sepakat untuk menunda rencana kenaikan produksi minyak pada Oktober dan November. Keputusan ini diambil setelah harga minyak mentah mencapai titik terendah dalam sembilan bulan terakhir. OPEC+ menyatakan bahwa mereka mungkin akan menghentikan atau membalikkan kenaikan produksi jika diperlukan, tergantung pada kondisi pasar.
Harga minyak mentah telah mengalami penurunan bersama dengan kelas aset lainnya, terutama karena kekhawatiran tentang ekonomi global yang lemah dan data yang mengecewakan dari China, importir minyak terbesar di dunia. Delapan anggota OPEC+, yang terdiri dari negara-negara penghasil minyak utama termasuk Rusia, mengadakan pertemuan virtual pada hari Kamis dan menyetujui untuk memperpanjang pemotongan produksi sukarela tambahan mereka sebesar 2,2 juta barel per hari hingga akhir November 2024.
Peningkatan produksi yang direncanakan oleh OPEC+ pada bulan Oktober adalah sebesar 180.000 barel per hari, yang merupakan sebagian kecil dari 5,86 juta barel per hari yang ditahan. Ini setara dengan sekitar 5,7% dari permintaan global dan dirancang untuk mendukung pasar di tengah ketidakpastian tentang permintaan serta meningkatnya pasokan dari luar kelompok tersebut.
Minggu lalu, OPEC+ bersiap untuk melanjutkan peningkatan produksi. Namun, sentimen pasar minyak yang rapuh, ditambah dengan prospek pasokan yang lebih banyak dari OPEC+ dan berakhirnya perselisihan yang menghentikan ekspor minyak Libya, menimbulkan kekhawatiran dalam kelompok tersebut. Para menteri OPEC+ dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 1 Desember, sementara Komite Pemantauan Menteri Bersama, yang dapat merekomendasikan perubahan, akan berkumpul pada tanggal 2 Oktober.
Komentar