Tapsel-BP : Empat Dusun di Desa Siuhom Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Provinsi Sumatera Utara dan hanya berjarak sekitar Delapan Kilometer dari Sitinjak sebagai Ibukota Kecamatan Angkola Barat dengan kondisi badan jalan menuju Empat Dusun tersebut sejak beberapa waktu terakhir ini rusak parah.
Akibatnya, warga penduduk di Empat Dusun yang merupakan wilayah Desa Siuhom yakni Dusun Adian Nauli, Paten, Pilar dan Tangga Batu beberapa tahun ini merasakan derita terisolir. Tidak hanya sulit dilalui kendaraan bermotor, akses perhubungan darat yang masih berupa tanah merah itu juga tak mudah dilewati warga pejalan kaki. Ada juga jalan kondisi batu yang berserakan akibat jalan Cor Rabat yang sudah kondisi hancur dan penuh lobang.
Salah seorang warga Dusun Tangga Batu Ini Meha (54) kepada Wartawan di Sitinjak, Senin (7/6-21) mengatakan banyak jalan Poros Desa yang belum memadai. Salah satunya akses jalan menuju Ibukota Kecamatan Angkola Barat.
“Jalan rusak itu merupakan sarana penunjang perekonomian warga di Empat Dusun. Sedikitnya ada 700 Kepala Keluarga (KK) yang sangat bergantung pada jalan itu. Tetapi Pemerintah Tapsel sepertinya abai terhadap nasib kami,” kata Iril Meha sedih.
Sementara Pemerhati Pembangunan Tapsel Drs Aliuddin Harahap di tempat terpisah kepada Wartawan mengatakan Bupati Tapsel Dolly Putra Pasaribu sudah 100 hari kerja sebagai Kepala Daerah di Pemkab Tapsel sudah waktunya mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Tapsel maupun Instansi terkait.
“Apalagi sat Dolly Pasaribu menjadi Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tapsel melalui Daerah Pemilihan (Dapil) termasuk Angkola Barat dan menang, begitu juga menjadi Calon Bupati Tapsel menang lagi dari wilayah ini. Jadi sudah lebih dari wajar jika ruas jalan itu diperbaiki,” kata Aliuddin.
Tambah Aliuddin sudah seharusnya Pemkab Tapsel melalui Dinas PU-PR segera memperbaiki Jalan Kabupaten itu, karena menjadi sarana vital perekonomian untuk Empat Dusun penghasil Buah Salak dan Karet itu.
“Apalagi yang paling Ironis, ‘Hari Gini, Di Era Digitalisasi Moern ini masih ada warga menggunakan jasa Kuda baik untuk tumpangan orang maupun untuk angkutan barang menuju Pasar Sitimjak, begitu juga sebaliknya. Ini pertanda masih sulitnya akses yang harus dilalui masyarakat Empat Dusun tersebut.
“Perlu diingat, kondisi jalan rusak itu tidak hanya menyulitkan warga beraktifitas ekonomi, tetapi para siswa yang akan bersekolah untuk menimba ilmu juga sangat kesulitan. Pasalnya, anak-anak Bangsa itu terpaksa melepas sepatu saat melintasi badan jalan yang masih berupa tanah dan jalan rusak parah,” ujar Aliuddin yang mengaku juga merasa prihatin. (BP/SP1)
Komentar