Hiburan
Beranda » Berita » Hari Nyepi 2025 di Bali: Tradisi Melasti, Pawai Ogoh-Ogoh, hingga Omed-Omedan

Hari Nyepi 2025 di Bali: Tradisi Melasti, Pawai Ogoh-Ogoh, hingga Omed-Omedan

Hari Nyepi 2025 di Bali: Tradisi Melasti, Pawai Ogoh-Ogoh, hingga Omed-Omedan
Hari Nyepi 2025 di Bali: Tradisi Melasti, Pawai Ogoh-Ogoh, hingga Omed-Omedan

Medan, HarianBatakpos.com – Hari Raya Nyepi 2025 akan jatuh pada Sabtu, 29 Maret 2025, yang juga menandai perayaan Tahun Baru Saka 1947. Hari Nyepi di Bali dikenal sebagai “Silent Day” dan menjadi momen sakral bagi umat Hindu untuk melakukan penyucian diri dengan menghindari berbagai aktivitas selama 24 jam penuh. Pada perayaan ini, masyarakat dilarang bepergian, menyalakan lampu saat malam hari, membuat kebisingan, hingga melakukan pekerjaan. Suasana sunyi dan damai akan menyelimuti Pulau Bali sepanjang 29 Maret 2025.

Ada berbagai tradisi Nyepi di Bali yang dilakukan sebelum dan setelah perayaan. Tradisi-tradisi ini tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga menarik perhatian wisatawan yang ingin menyaksikan budaya Bali yang kaya dan unik. Berikut ini adalah sejumlah tradisi dalam perayaan Hari Nyepi di Bali.

1. Upacara Melasti

Salah satu rangkaian penting sebelum Hari Raya Nyepi adalah Upacara Melasti, yang biasanya digelar dua hingga tiga hari sebelumnya. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri dari segala hal negatif di masa lalu dan umumnya dilakukan di tepi pantai.

30+ Twibbon Idul Adha 2025 Terbaru dan Menarik untuk Dibagikan

Upacara Melasti memiliki makna mendalam bagi umat Hindu di Bali. Prosesi ini melibatkan doa dan sembahyang di tepi laut sebagai simbol penyucian diri. Selama upacara, masyarakat Bali mengenakan pakaian adat serba putih, menciptakan suasana religius yang khas. Beberapa pantai di Bali yang sering menjadi lokasi utama pelaksanaan Melasti antara lain Pantai Sanur, Pantai Klotok, Pantai Paseban, dan Pantai Candidasa.

2. Pawai Ogoh-ogoh

Sehari sebelum Hari Nyepi, masyarakat Bali menggelar Pawai Ogoh-ogoh, sebuah tradisi yang sangat dinantikan. Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang dibuat oleh para pemuda di setiap Banjar Desa. Patung ini melambangkan Bhuta Kala, simbol kekuatan negatif yang harus disucikan sebelum memasuki Tahun Baru Saka.

Pada malam sebelum Nyepi, masyarakat menggelar upacara Ngerupuk yang ditandai dengan arak-arakan ogoh-ogoh mengelilingi desa. Pawai ini menjadi momen penuh kemeriahan, di mana peserta mengenakan pakaian adat dan membawa ogoh-ogoh dengan iringan gamelan yang menghentak. Setelah diarak, patung-patung tersebut dibakar sebagai simbol pengusiran energi negatif sebelum memasuki Hari Raya Nyepi. Beberapa lokasi pawai Ogoh-ogoh yang terkenal adalah Kuta, Lapangan Puputan Denpasar, dan Ubud.

3. Tradisi Ngembak Geni

Setelah sehari penuh menjalani keheningan dalam Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali merayakan Ngembak Geni sebagai momen untuk kembali bersosialisasi, menjalin silaturahmi, dan mempererat hubungan dengan keluarga serta kerabat.

Kumpulan Kata-Kata Idul Adha 2025 yang Cocok untuk Caption Medsos

Ngembak Geni menjadi waktu yang tepat bagi masyarakat Bali untuk saling memaafkan dan menghapus kesalahpahaman yang terjadi di masa lalu. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan keharmonisan yang menjadi bagian dari budaya Bali.

4. Tradisi Omed-omedan

Omed-Omedan adalah tradisi unik yang digelar sehari setelah Hari Raya Nyepi, tepatnya pada perayaan Ngembak Geni. Tradisi ini hanya dilaksanakan di Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar. Sebagai warisan budaya turun-temurun, Omed-Omedan selalu menarik perhatian masyarakat lokal maupun wisatawan.

Dalam bahasa Bali, “Omed-omedan” berarti “tarik-menarik.” Tradisi ini melibatkan pemuda berusia 17 hingga 30 tahun yang terbagi menjadi dua kelompok, laki-laki dan perempuan. Mereka kemudian saling berpelukan dan tarik-menarik secara bergantian. Tradisi ini mencerminkan nilai kebersamaan dan kekeluargaan yang erat dalam masyarakat Bali.

Hari Nyepi di Bali bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Berbagai tradisi yang menyertai perayaan ini mencerminkan kekayaan budaya Bali yang tetap lestari hingga kini. Dengan suasana sunyi selama Nyepi dan kemeriahan tradisi sebelum serta setelahnya, perayaan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman budaya yang berbeda.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan