Medan, Harianbatakpos.com – Hasil hitung cepat menunjukkan jagoan PDI-Perjuangan (PDIP) mengalami kekalahan di “kandang banteng,” yaitu Jawa Tengah dan Sumatra Utara.
Calon yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berhasil mengalahkan paslon PDIP, menimbulkan perdebatan di kalangan pengamat politik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil ini.
Dukungan dari Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dianggap sebagai faktor kunci dalam kemenangan pasangan calon di kedua wilayah tersebut, dilansir dari bbc.com.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, menanggapi hasil ini dengan pernyataan keras.
“Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara,” kata Megawati dalam sebuah pesan video pada Rabu (27/11).
Ia mengamati penggunaan penjabat kepala daerah dan mutasi aparat kepolisian demi kepentingan politik elektoral di daerah seperti Banten, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara.
Meskipun dukungan Jokowi dan Prabowo terbukti efektif di Jateng dan Sumut, hal ini tidak terlihat di daerah lain seperti Jakarta dan Bali, di mana calon PDIP justru meraih kemenangan.
Hasil quick count di Jateng menunjukkan calon PDIP, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, kalah sekitar 16% hingga 18% suara dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diusung KIM Plus.
“Cuaca sedang tak baik-baik saja,” ungkap Bambang Wuryanto, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, saat menanggapi hasil tersebut.
Di Sumatra Utara, Bobby Nasution, menantu Jokowi, berhasil mengalahkan Edy Rahmayadi. Bobby menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Jokowi, Prabowo, dan Gibran Rakabuming Raka. Sementara itu, Edy Rahmayadi mengatakan akan mengikuti proses penghitungan suara resmi oleh KPU.
Dengan hasil ini, pertanyaan besar muncul: bagaimana dukungan politik mempengaruhi hasil Pilkada, dan apa langkah selanjutnya bagi PDIP di masa depan?
Komentar