Medan-BP: Pengamat Kebijakan Pemerintah Indonesia, Osril Limbong MPd apresiasi kemampuan General Manager Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba, Hidayati.
Mewakili warga daerah Samosir, Osril Limbong yang juga putra kelahiran teritorial sekitaran perairan danau toba menyebut bangga kampung kelahirannya masuk zona organisasi International (UNESCO)
Terwujudnya langkah terbaik ini, kata Osril tidak terlepas buah pemikiran salah seorang perempuan ilmuwan. Karena itu kecerdasan Hidayati pejabat Eselon dua Pemprovsu tersebut patut didukung penuh, ujar Osril salah seorang akademisi menanggapi pertanyaan wartawan, Sabtu, (11/7/2020).
Gebrakan emas ini, lanjut Osril berharap agar Pemerintah Pusat dan Gubernur Sumut aprioritas melihat dan memposisikan kaum ilmuwan untuk diberdaya gunakan pada potensi pengembangan pembangunan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sektor pariwisata.
Sejatinya Gubsu Edy Rahmayadi dan Wagubsu Musa Rajeksha jangan berpaling terhadap stafnya yang berpotensi menggali peningkatan perekonomian rakyat.
“Masa depan Sumut bermartabat harus didukung kuat oleh kabinet yang memiliki kepedulian serta pejabat yang bijak”, harap Osril.
Insiasi Hidayati telah berhasil masuknya perairan Danau Toba sebagai situs bagian dunia (UNESCO). Jadi untuk menarik perhatian pihak asing ber investasi perlu diberlakukan pelestarian danau toba, ungkap Osril Limbong. Sebagaimana ditegaskan Hidayati dalam siaran persnya, bahwa kordinasi Pemerintah dan masyarakat harus ditingkatkan untuk menjaga kebersihan perairan danau toba.
Sebut Hidayati dalam penjelasannya bahwa empat tahun sekali akan ada validasi yang dilakukan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Di mana, untuk mempertahankan status Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark, perlu peran serta masyarakat menjaga lingkungan.
“Masyarakat diajak untuk melakukan konservasi terhadap lingkungan serta melestarikan alam,” katanya.
Beberapa hari lalu, usai sidang sidang ke-209 telah disepakati bahwa Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).
Nantinya, jika ada masyarakat atau pun pihak pengelola restoran maupun hotel yang tidak menjaga kelestarian lingkungan, segera diberlakukan teguran.
Menurutnya, pemberdayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan untuk menjadi area pariwisata adalah sebagai bentuk kerjasama yang dilakukan GM Kaldera Toba.
Disinggung keberadaan kegiatan masyarakat yang terindikasi merusak lingkungan, seperti usaha masyarakat yakni KJA dan Perusahaan Algerindo, pihaknya kedepan akan berkordinasi dengan Pemerintah Pusat.
Namun demikian, kalau perusahaan bisa menjaga lingkungan tidak masalah, tetapi kalau merusak akan diusir. “Pemberdayaan masyarakat boleh tapi jangan merusak lingkungan,” ujarnya.
Pihaknya akan bekerjasama dengan instansi pemerintah untuk dapat mengawasi segala bentuk usaha disekitar kawasan danau toba.
Di sisi lain, ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan pemerintah Sumut yang telah memberikan kepercayaan untuk mendukung Danau Toba bagian dari situs dunia.
Perjalanan panjang yang selama ini di tunggu-tunggu oleh masyarakat Sumut telah tercapai.
“Untuk mencapai pengakuan dari dunia tidaklah mudah. Mulai dari tahun 2011, adalah langkah awal Provinsi Sumatera Utara mengajukan Danau Toba, sebagai bagian situs dunia,” katanya. (BP/MM)
Komentar