Harianbatakpos.com : Human Immunodeficiency Virus atau yang lebih dikenal dengan singkatan HIV, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, melemahkannya dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya. Virus ini terdiri dari dua rantai RNA dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah, cairan vagina, cairan anus, cairan penis, dan ASI. Jika seseorang tertular HIV, maka ia disebut sebagai ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS).
Apa Itu HIV?
HIV adalah virus yang menyebabkan kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan yang sehat berfungsi untuk melawan infeksi dan penyakit. Namun, saat HIV masuk ke dalam tubuh, ia mulai menyerang sel-sel kekebalan yang disebut sel CD4. Seiring waktu, jumlah sel CD4 menurun, membuat tubuh semakin sulit untuk melawan infeksi dan penyakit.
Bagaimana HIV Menyebar?
HIV dapat ditularkan melalui beberapa rute, yaitu:
- Kontak darah: Melalui transfusi darah yang terkontaminasi atau penggunaan jarum suntik bersama.
- Kontak seksual: Melalui hubungan seksual tanpa pengaman dengan orang yang terinfeksi HIV.
- Dari ibu ke anak: Melalui kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Tahapan Penyakit HIV
Penyakit HIV berkembang melalui beberapa tahapan, yaitu:
- Infeksi HIV Akut (Tahap 1):
- Pada tahap ini, beberapa minggu setelah infeksi awal, penderita mungkin mengalami gejala mirip flu seperti demam, sakit tenggorokan, dan ruam kulit. Ini disebut sebagai sindrom retroviral akut (ARS) atau infeksi HIV primer.
- Infeksi HIV Kronis (Tahap 2):
- Juga dikenal sebagai masa laten klinis atau infeksi tanpa gejala, di mana virus aktif tetapi bereproduksi pada tingkat yang sangat rendah. Penderita mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali atau hanya gejala ringan.
- AIDS (Tahap 3):
- Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah tahap akhir infeksi HIV, ditandai dengan kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuh. Pada tahap ini, penderita sangat rentan terhadap infeksi oportunistik dan berbagai penyakit lain yang mengancam nyawa.
Diagnosis dan Penanganan HIV
Evaluasi apakah seseorang terinfeksi HIV harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan beberapa langkah berikut:
- Wawancara: Dokter akan mengajukan pertanyaan terkait gejala yang dirasakan, riwayat kesehatan, dan perilaku yang berisiko.
- Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik menyeluruh dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi HIV.
- Tes Penunjang:
- Tes Antibodi HIV: Menguji keberadaan antibodi yang dibuat tubuh terhadap HIV.
- Tes Viral Load: Mengukur jumlah virus HIV dalam darah.
- Tes CD4: Mengukur jumlah sel CD4 dalam darah untuk mengetahui seberapa banyak kerusakan yang telah terjadi pada sistem kekebalan tubuh.
ODHA: Orang dengan HIV-AIDS
ODHA adalah istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang telah terinfeksi HIV dan berada dalam berbagai tahap penyakit, termasuk AIDS. Penting untuk diingat bahwa meskipun HIV tidak dapat disembuhkan, ODHA dapat menjalani kehidupan yang sehat dan produktif dengan pengobatan antiretroviral (ARV) yang tepat. Pengobatan ARV dapat menekan jumlah virus dalam tubuh ke tingkat yang sangat rendah, membantu memulihkan dan mempertahankan fungsi kekebalan tubuh, serta mengurangi risiko penularan HIV kepada orang lain.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara HIV dan ODHA serta tahapan penyakit ini sangat penting dalam penanganan dan pencegahan penyebarannya. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sementara ODHA adalah sebutan bagi mereka yang terinfeksi HIV. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu ODHA hidup sehat dan mengurangi risiko penularan.
Untuk informasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis penyakit dalam terdekat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang HIV dan perawatan yang tersedia, kita dapat membantu mengurangi stigma dan mendukung mereka yang hidup dengan HIV untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Komentar