HarianBatakpos.com Situasi di Timur Tengah memanas setelah Hizbullah meluncurkan salah satu serangan roket terbesar ke Israel utara sejak awal konflik Gaza. Pada Rabu waktu setempat, kelompok militan tersebut menembakkan lebih dari 200 proyektil sebagai aksi balas dendam atas terbunuhnya seorang komandan senior Hizbullah di Lebanon tenggara oleh serangan Israel pada malam sebelumnya.
Ketegangan Meningkat
Konfrontasi ini memicu kekhawatiran global bahwa konflik antara Israel dan Hizbullah akan meningkat secara signifikan. Kedua belah pihak telah menyatakan kesiapan mereka untuk berperang. Mengutip Al-Jazeera, setidaknya 215 roket ditembakkan dari Lebanon, dengan sirene peringatan berbunyi di puluhan komunitas di bagian utara Israel. Meski banyak roket yang berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel, beberapa di antaranya berhasil mendarat dan menyebabkan kebakaran.
Korban Jiwa
“Hingga berita ini diterbitkan, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan,” demikian dikutip dari laporan Al-Jazeera pada Kamis (13/6/2024).
Serangan Balasan Israel
Serangan balasan ini merupakan respons langsung terhadap pembunuhan Taleb Abdullah, juga dikenal sebagai Haji Abu Taleb, seorang komandan divisi Hizbullah yang bertanggung jawab atas sektor barat garis depan antara perbatasan Israel dan Sungai Litani. Taleb Abdullah terbunuh dalam serangan udara Israel di kota Jouaiyya, bersama tiga pejuang Hizbullah lainnya. Sebelumnya, pada bulan Januari, Wissam al-Tawil, wakil kepala unit elit Radwan Hizbullah, juga tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon selatan.
Pertempuran di Udara
Hizbullah berupaya menantang superioritas udara Israel dengan menembakkan beberapa rudal ke arah pesawat tempur Israel pada minggu ini. Militer Israel mengonfirmasi insiden tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi pada pesawatnya.
Potensi Eskalasi
Ketegangan ini menambah panjang daftar konfrontasi antara Israel dan kelompok militan yang berbasis di Lebanon tersebut. Meskipun pertempuran saat ini masih terbatas pada daerah perbatasan, ancaman eskalasi konflik selalu ada, mengingat retorika dan aksi kedua pihak yang semakin keras.
Komentar