Ekbis
Beranda » Berita » IHSG BEI Ditutup Melemah Akibat Ekspektasi Terhadap Kebijakan The Fed

IHSG BEI Ditutup Melemah Akibat Ekspektasi Terhadap Kebijakan The Fed

IHSG BEI Ditutup Melemah Akibat Ekspektasi Terhadap Kebijakan The Fed

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (18/01), dipicu oleh ekspektasi pasar terkait kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed). IHSG mengalami penurunan sebesar 42,16 poin atau 0,58 persen, berakhir di level 7.200,63. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencakup kelompok 45 saham unggulan juga turun 6,45 poin atau 0,66 persen ke posisi 968,94.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mencatat bahwa penurunan IHSG sejalan dengan pelemahan pasar regional Asia yang dipengaruhi oleh penurunan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS. Pernyataan Gubernur The Fed, Christopher Waller, yang menyatakan perlunya kewaspadaan dalam menurunkan suku bunga acuannya, menjadi faktor utama penurunan ini.

Hal ini juga memicu kenaikan imbal hasil US Treasury 10-tahun sebesar 11,9 basis poin menjadi 4,0695 persen. Di Eropa, yield obligasi mengalami fluktuasi karena para pejabat bank sentral Eropa mempertahankan ketidakpastian mengenai waktu penurunan suku bunga.

Minyak Mentah Indonesia Anjlok ke USD 62,75 per Barel, Dipicu Stok AS dan Produksi OPEC

Dari luar negeri, National Bureau of Statistics China melaporkan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV-2023 sebesar 1 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar namun lebih rendah dari kenaikan 1,3 persen pada kuartal sebelumnya. Penurunan pertumbuhan ini dipandang sebagai dampak dari krisis properti, lesunya konsumsi, dan gejolak global. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi China secara tahunan melebihi target pemerintah dengan pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada tahun 2023.

Di tingkat domestik, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, terutama untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Meskipun IHSG dibuka menguat, namun pada sesi perdagangan saham selanjutnya, IHSG bergerak ke teritorial negatif hingga penutupan sesi perdagangan. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas sektor mengalami penurunan, dipimpin oleh sektor energi, barang baku, dan industri.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain SURI, SRAJ, MSKY, CGAS, dan NICE. Sementara saham-saham yang mengalami pelemahan signifikan meliputi GTRA, IRRA, CHEM, ACRO, dan TPA.

Indonesia Gandeng Belanda Perkuat Hortikultura dan Modernisasi Pertanian

Frekuensi perdagangan saham mencapai 1.284.671 kali transaksi, dengan volume saham mencapai 23,86 miliar lembar senilai Rp11,33 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 197 saham mengalami kenaikan, 333 saham mengalami penurunan, dan 242 saham stagnan.

Sementara itu, bursa saham regional Asia juga mengalami pelemahan, dengan indeks Nikkei, Hang Seng, Shanghai, dan Strait Times masing-masing mengalami penurunan pada akhir perdagangan hari ini. Indeks Nikkei melemah 0,40 persen, Hang Seng turun 3,71 persen, Shanghai turun 2,09 persen, dan Strait Times turun 1,19 persen.

Ekspektasi terhadap kebijakan The Fed dan dinamika ekonomi global tetap menjadi fokus perhatian pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia, sementara Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan