Pada Jumat, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan mengikuti tren pelemahan bursa saham di kawasan Asia. IHSG dibuka dengan pelemahan sebesar 35,35 poin atau 0,49 persen, berada di posisi 7.131,45. Begitu juga dengan kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 yang turun sebesar 8,07 poin atau 0,86 persen, mencapai posisi 927,44.
Menurut Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, “Hari ini IHSG berpotensi melanjutkan koreksi sepanjang belum break di atas 7.200- 7.230. Level support berada di 7.070- 7.120 dan level resist berada di 7.200- 7.230.”
Di pasar global, data ekonomi dan pernyataan dari pejabat The Fed menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak akan mengurangi suku bunga dalam waktu dekat. Di samping itu, data ekonomi juga menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja AS dengan klaim pengangguran awal yang tetap stabil pada 212.000, tidak berubah dari pekan sebelumnya. Di wilayah Atlantik tengah, ukuran manufaktur mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Di Asia-Pasifik, investor akan memperhatikan tingkat pengangguran di Australia, yang menjadi salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh bank sentral Australia dalam menetapkan kebijakan moneter.
Bursa saham AS, Wall Street, pada perdagangan Kamis ditutup mendekati level stagnan karena investor mengevaluasi laporan pendapatan perusahaan terbaru. Indeks S&P 500 turun 0,24 persen menjadi 5.010,19, indeks Nasdaq Composite turun 0,52 persen menjadi 15.601,02, sementara Indeks Dow Jones naik tipis sebesar 0,06 persen menjadi 37.777,18, sebagian karena harapan bahwa The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga pada semester pertama tahun ini.
Di bursa saham regional Asia pada Jumat pagi, terjadi berbagai pergerakan, di antaranya indeks Nikkei melemah 3,10 persen, indeks Hang Seng turun 1,21 persen, indeks Shanghai menguat 0,07 persen, dan indeks Straits Times turun 0,44 persen.
Komentar