Ekbis
Beranda » Berita » IHSG Berbalik Lesu di Tengah Naiknya Yield US Treasury

IHSG Berbalik Lesu di Tengah Naiknya Yield US Treasury

IHSG Berbalik Lesu di Tengah Naiknya Yield US Treasury
IHSG Berbalik Lesu di Tengah Naiknya Yield US Treasury

HarianBatakpos.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berbalik lesu pada perdagangan sesi I Kamis (8/8/2024), di tengah sedikit memburuknya kembali sentimen pasar global setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali merana kemarin. IHSG turun tipis 0,09% ke posisi 7.205,84 hingga pukul 12:00 WIB, setelah sempat terkoreksi ke level 7.190-an sepanjang sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,7 triliun dengan melibatkan 7,5 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 562.223 kali. Sebanyak 253 saham menguat, 291 saham melemah, dan 223 saham cenderung stagnan. Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,05%.

Saham pertambangan Grup Salim, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, mencapai 20,6 indeks poin. IHSG berbalik lesu di tengah naiknya imbal hasil (yield) US Treasury pada perdagangan kemarin, yang membuat pasar saham AS kembali merana. Yield US Treasury tenor 10 tahun meningkat ke 3,97% pada perdagangan kemarin, posisi tertingginya dalam empat hari terakhir.

Pasar Kripto Melemah Usai Serangan AS ke Iran, Harga Bitcoin dan Saham AS Turun Tajam

Kenaikan yield US Treasury juga bisa memicu capital outflow dari pasar keuangan Indonesia, sehingga hal ini menjadi sentimen negatif bagi aset berisiko termasuk saham. Di sisi lain, pelaku pasar global saat ini tengah menanti rilis data klaim pengangguran mingguan. Data ini akan semakin melengkapi kondisi terkini pasar tenaga kerja AS. Melansir data Trading Economic, pasar memperkirakan klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 3 Agustus 2024 akan bertambah 240.000 dibandingkan pekan sebelumnya 249.000.

Pekan lalu, data pasar tenaga kerja sempat mengecewakan pasar yang kemudian mengguncang keseluruhan pasar, akibat memicu peringatan resesi. Pelaku pasar perlu mencermati kondisi pasar tenaga kerja AS lantaran ini juga menjadi indikator penting selain inflasi yang akan menjadi petunjuk kebijakan moneter bank sentral AS atau The Fed ke depan. Sejauh ini, pelaku pasar optimis pemangkasan suku bunga akan dilaksanakan pada September mendatang dengan peluang sudah di atas 70%, menurut alat perhitungan CME FedWatch dan perkiraan penurunan berkisar dari 25 bp – 50 bp.

Dengan kondisi tersebut, IHSG berbalik lesu di tengah memburuknya sentimen global dan naiknya yield US Treasury, menunjukkan betapa rentannya pasar terhadap perubahan kondisi ekonomi makro.

Harga Emas Pegadaian Hari Ini 24 Juni 2025: Antam Stabil, UBS Turun Tipis

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *