Pada Selasa, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan bergerak cenderung menguat, seiring dengan sikap ‘wait and see’ dari pelaku pasar terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS).
IHSG membuka perdagangan dengan kenaikan 28,99 poin atau 0,41 persen, mencapai posisi 7.102,81. Sementara itu, indeks LQ45, yang mencakup 45 saham unggulan, naik sebesar 6,49 poin atau 0,70 persen ke posisi 927,95.
Menurut Ratih Mustikoningsih, Ahli Keuangan dari Ajaib Sekuritas, IHSG hari ini diprediksi akan bergerak dalam kisaran 7.000 hingga 7.130, dengan kemungkinan kenaikan.
Di pasar global, investor memperhatikan data ekonomi AS, khususnya indeks pengeluaran konsumen (PCE index) dan sentimen konsumen Michigan, yang dijadwalkan akan dirilis pada akhir pekan. Data ini dianggap penting karena mencerminkan kondisi ekonomi AS dan angka inflasi.
Dari Asia, kebijakan moneter ekspansif yang ditegakkan oleh Bank Sentral China (PBoC) juga menjadi perhatian. PBoC mempertahankan suku bunga pinjaman acuan (LPR) tenor 1 tahun dan suku bunga tenor 5 tahun pada level yang sama.
Di sisi domestik, laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 meningkat menjadi 4,47 miliar dolar AS. Hal ini didukung oleh surplus neraca perdagangan non migas sebesar 6,51 miliar dolar AS, yang didorong oleh ekspor komoditas seperti logam mulia, batu bara, besi, baja, dan produk kimia.
Selain itu, para pelaku pasar juga mengamati kinerja keuangan, terutama dari Big Banks, selama kuartal pertama tahun ini.
Sementara itu, di bursa saham AS, tiga indeks acuan ditutup menguat pada perdagangan sebelumnya, seiring dengan mulai diperhatikannya hasil kinerja keuangan kuartal pertama 2024. Indeks S&P 500, Nasdaq Composite, dan Dow Jones Index (DJI) masing-masing mencatat kenaikan.
Di pasar saham regional Asia, Nikkei melemah sedikit, sementara Hang Seng dan Straits Times menguat, dengan Shanghai sedikit melemah.


Komentar