Ekbis
Beranda » Berita » IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways di Tengah Sentimen Global dan Domestik

IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways di Tengah Sentimen Global dan Domestik

IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways di Tengah Sentimen Global dan Domestik
IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways di Tengah Sentimen Global dan Domestik

Pada awal perdagangan hari Senin ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan bergerak sideways atau mendatar. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen baik dari dalam negeri maupun global.

IHSG dibuka dengan kenaikan 12,20 poin atau 0,17 persen ke posisi 7.099,52. Sementara itu, Indeks LQ45 juga mengalami kenaikan sebesar 2,45 poin atau 0,27 persen ke posisi 922,76.

Tim Riset dari Lotus Andalan Sekuritas menyebutkan bahwa fokus utama hari ini adalah pada rilis kinerja kuartal pertama tahun 2024, di mana Bank BCA (BBCA) akan mengumumkan hasil kinerjanya. Dengan demikian, IHSG memiliki potensi untuk bergerak sideways di awal pekan ini.

Cara Cek Bansos PKH 2025 Lewat HP, Penerima Bantuan Bisa Lihat Jadwal dan Besaran

Di sisi domestik, sidang pembacaan putusan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan dilaksanakan pada Senin (22/4) pukul 09.00 WIB. Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada rilis neraca perdagangan Indonesia serta data ekspor dan impor untuk periode Maret 2024. Diprediksi, neraca perdagangan Indonesia akan mencapai 1,54 miliar dolar AS, mengalami kenaikan tipis dari bulan sebelumnya.

Dari Asia, perhatian pasar tertuju pada suku bunga China atau Loan Prime Rate (LPR) untuk tenor satu dan lima tahun yang akan diumumkan. Hal ini menjadi penting mengingat lambannya pertumbuhan ekonomi China yang mempengaruhi ekonomi global secara keseluruhan. Pelaku pasar memperkirakan suku bunga China akan tetap bertahan pada level 3,45 persen untuk LPR satu tahun dan 3,95 persen untuk LPR lima tahun.

Sementara itu, kondisi bursa saham Amerika Serikat (AS) pada pekan sebelumnya sangat volatile. Indeks Nasdaq melemah 2,05 persen menjadi 15.282,01, sementara S&P 500 turun 0,88 persen menjadi 4.967,23. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi AS yang sulit untuk Federal Reserve menurunkan suku bunga, serta situasi geopolitik yang memanas di Timur Tengah yang berpotensi meningkatkan harga minyak, sehingga menjadi risiko bagi inflasi yang sulit untuk turun.

Pasar juga menantikan rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) AS yang diperkirakan naik baik dalam sektor komposit, manufaktur, maupun jasa. Kenaikan ini akan menjadi indikasi bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Toko Acai Jaya Jual Aksesoris HUT RI ke-80 Terlengkap di Medan

Di sisi regional Asia, bursa saham juga mengalami kenaikan. Indeks Nikkei menguat 159,90 poin atau 0,43 persen ke 37.228,30, Indeks Hang Seng menguat 367,79 poin atau 2,27 persen ke 16.591,93, Indeks Shanghai menguat 3,54 poin atau 0,12 persen ke 3.068,80, dan Indeks Straits Times menguat 49,76 poin atau 1,57 persen ke 3.226,27. Hal ini menunjukkan adanya optimisme di pasar saham regional Asia pada pagi ini.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *