Pada akhir perdagangan, nilai transaksi IHSG mencapai sekitar Rp 8,9 triliun dengan volume transaksi sebanyak 15 miliar lembar saham yang telah ditransaksikan sebanyak 904.049 kali. Sebanyak 255 saham menguat, 320 saham melemah, dan 217 saham lainnya stagnan.
Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi penekan terbesar IHSG pada perdagangan hari ini dengan penurunan sebesar 1,05%. Beberapa saham terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada akhir perdagangan, di antaranya saham energi baru terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang menjadi penekan terbesar dengan penurunan mencapai 13,6 indeks poin.
IHSG terkoreksi bahkan nyaris merosot 1% menjelang penutupan perdagangan hari ini, setelah adanya penembakan terhadap mantan sekaligus calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada akhir pekan lalu. Para investor mempertimbangkan dampak dari percobaan pembunuhan terhadap calon Presiden AS Donald Trump, yang dapat menimbulkan ketidakpastian politik di Negeri Paman Sam. Namun, penembakan tersebut diperkirakan meningkatkan peluang Trump untuk kembali terpilih sebagai presiden AS.
Sebelumnya, Trump terluka setelah penembakan di kampanyenya di Pennsylvania. CNN melaporkan bahwa Trump langsung dievakuasi oleh tim pengamanannya ke mobil SUV dan dibawa pergi setelah suara ledakan terdengar. Upaya pembunuhan terhadap presiden ataupun mantan presiden AS sudah lama menjadi catatan hitam negara berusia 248 tahun tersebut.
Di lain sisi, IHSG melemah karena investor cenderung menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan digelar pada Selasa dan Rabu pekan ini dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu mendatang. Menarik untuk dicermati bagaimana pandangan BI terkait kondisi ekonomi terkini, terutama tentang rupiah yang sempat melemah menembus level terpuruk sejak Pandemi Covid-19 dan kini sudah mulai menguat kembali, serta kebijakan suku bunga acuan.
Komentar