Jakarta, HarianBatakpos.com – Pada sesi perdagangan Selasa sore, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mencatat kenaikan, mengikuti tren positif yang terjadi di bursa saham kawasan Asia dan global.
IHSG ditutup menguat sebesar 36,99 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.110,81. Sementara itu, indeks LQ45 yang merupakan kelompok 45 saham unggulan juga mengalami kenaikan sebesar 6,18 poin atau 0,67 persen ke posisi 927,63.
Menurut analis dari Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, penguatan ini didorong oleh meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah, yang membuat bursa Asia dominan menguat. Meskipun demikian, risiko pelemahan masih menghantui pasar modal, terutama akibat inflasi yang lebih tinggi di Amerika Serikat (AS). Perkiraan pemangkasan suku bunga The Fed baru diperkirakan akan terjadi pada September atau Desember 2024.
Dari mancanegara, sejumlah data ekonomi seperti Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal I-2024, Jobless Claims, Core PCE, Personal Income, dan Personal Spending AS menjadi sorotan, yang akan memengaruhi langkah The Fed selanjutnya. Sementara itu, inflasi Australia, suku bunga Jepang, dan suku bunga Indonesia juga menjadi faktor yang dipantau oleh pelaku pasar dalam mengantisipasi kondisi perekonomian global.
IHSG membuka perdagangan dengan kenaikan dan berhasil mempertahankan posisi positifnya hingga penutupan sesi perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG tetap bertahan di zona hijau.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor mengalami kenaikan, dipimpin oleh sektor energi yang naik 1,26 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor teknologi yang masing-masing naik sebesar 1,12 persen dan 0,87 persen. Sementara itu, tiga sektor mengalami koreksi, dengan sektor transportasi & logistik sebagai yang terkoreksi terbesar.
Saham-saham yang mengalami kenaikan terbesar antara lain BUMI, RGAS, HILL, DOOH, dan MHKI. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar adalah ATLA, IOTF, LMAX, VTNY, dan RSCH.
Transaksi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.104.683 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 19,44 miliar lembar saham senilai Rp12,20 triliun. Dari jumlah tersebut, 270 saham mengalami kenaikan, 288 saham mengalami penurunan, dan 225 saham lainnya stagnan.
Di sektor regional, bursa saham Asia juga mengalami penguatan. Indeks Nikkei menguat 113,59 poin atau 0,30 persen, indeks Hang Seng naik 317,24 poin atau 1,92 persen, indeks Shanghai melemah 22,62 poin atau 0,74 persen, dan indeks Strait Times menguat 47,55 poin atau 1,47 persen.
Dengan demikian, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan dan respons positif terhadap dinamika ekonomi global, meskipun masih diwarnai oleh risiko yang perlu diantisipasi dengan cermat oleh para pelaku pasar.
Komentar