Ekbis
Beranda » Berita » IHSG Melemah 0,33% Akibat Dampak Tarif Impor Trump, Pasar Saham Tertekan

IHSG Melemah 0,33% Akibat Dampak Tarif Impor Trump, Pasar Saham Tertekan

IHSG Melemah 0,33% Akibat Dampak Tarif Impor Trump, Pasar Saham Tertekan
Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia menunjukkan pelemahan indeks pada sesi I perdagangan, Rabu (9/4/2025), imbas sentimen negatif tarif impor dari AS. (Foto: Antara)

Jakarta, HarianBatakpos.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu (9/4/2025), di tengah kekhawatiran pasar global atas kebijakan tarif impor baru dari pemerintahan Presiden Donald Trump. IHSG ditutup turun 19,71 poin atau 0,33% ke posisi 5.976,43.

Penurunan IHSG ini terjadi di tengah kekhawatiran atas perang dagang global yang kembali memanas. Pemerintah Amerika Serikat resmi menerapkan tarif impor hingga 104% terhadap produk asal China, serta tarif tambahan terhadap negara lain seperti Indonesia, India, dan Filipina.

Pada sesi I, sebanyak 283 saham naik, 317 turun, dan 184 stagnan. Nilai transaksi hingga jeda makan siang tercatat mencapai Rp 6,28 triliun dengan volume 10,08 miliar saham yang diperdagangkan dalam 680.262 kali transaksi.

Pasar Kripto Melemah Usai Serangan AS ke Iran, Harga Bitcoin dan Saham AS Turun Tajam

Di awal perdagangan, IHSG sempat dibuka menguat, naik lebih dari 1% dan menyentuh level 6.074. Namun penguatan tersebut tidak bertahan lama. Sentimen negatif dari kebijakan tarif impor Trump menyebabkan aksi jual yang membuat indeks berbalik ke zona merah.

Saham-saham big cap milik konglomerat Prajogo Pangestu seperti BREN dan TPIA menjadi pemberat terbesar terhadap IHSG, masing-masing memberikan kontribusi negatif -8,09 poin dan -7,42 poin terhadap indeks.

Hampir seluruh sektor perdagangan terpantau melemah. Hanya sektor industri, konsumer primer, finansial, dan kesehatan yang bertahan di zona hijau. Investor cenderung wait and see menanti arah kebijakan lanjutan terkait dampak tarif impor AS terhadap perekonomian global.

Dampak kebijakan tarif ini sangat terasa di pasar modal. Selain China yang terkena tarif 104%, sejumlah negara seperti Indonesia, India, dan beberapa anggota Uni Eropa juga dikenakan tarif bervariasi dari 17% hingga 50%.

Harga Emas Pegadaian Hari Ini 24 Juni 2025: Antam Stabil, UBS Turun Tipis

Meskipun Presiden Trump menyatakan pemerintahnya terbuka untuk negosiasi dagang, sejumlah pejabat Gedung Putih menegaskan tidak akan ada pengecualian atau dispensasi sebelum batas waktu diberlakukan.

“Presiden sudah sangat jelas bahwa dalam waktu dekat tidak akan ada pengecualian atau dispensasi,” ujar Jamieson Greer, Kepala Perunding Dagang AS, dalam sidang di Kongres, dilansir CNBC International.

Sejauh ini, beberapa negara telah mengambil langkah balasan, termasuk China dan Prancis. Sementara Indonesia berencana memulai negosiasi diplomatik paling lambat pertengahan bulan ini untuk menghindari dampak ekonomi yang lebih luas.

Analis senior di GlobalData, Murthy Grandhi, menyebut bahwa kepastian arah kebijakan perdagangan dan pendekatan diplomatik akan menjadi penentu utama arah ekonomi global ke depan.

Kekhawatiran akan perang dagang yang baru telah menghidupkan kembali bayang-bayang perlambatan ekonomi global, yang berisiko menghancurkan kepercayaan investor yang saat ini sudah sangat rapuh.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *