Pada perdagangan pagi Jumat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami pelemahan sebesar 0,30 persen ke level 7.156,37. Meskipun demikian, IHSG diprediksi akan bergerak mixed (variatif) dan cenderung menguat dalam kisaran 7.150 hingga 7.300, menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta.
Berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri memengaruhi pergerakan IHSG. Bank sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga pada level 4,5 persen, yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun terakhir. Di AS, penjualan rumah baru tipe new single-family pada Desember 2023 mencapai 664 ribu unit, tumbuh 8 persen month to month (mtm). Namun, dari Asia, investor asing di Jepang tercatat melakukan penjualan bersih obligasi senilai 48 miliar yen.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah JISDOR mengalami depresiasi sebesar 1,9 persen sejak awal tahun 2024, mencapai Rp15.767 per dolar AS pada 25 Januari. Namun, bursa saham AS melaporkan kinerja positif, dengan indeks acuan S&P 500 mencetak rekor tertinggi selama lima sesi berturut-turut.
Meskipun bursa saham regional Asia mengalami pelemahan, dengan indeks Nikkei melemah 1,02 persen dan indeks Hang Seng melemah 0,42 persen, IHSG diharapkan dapat menguat seiring perkiraan positif di pasar domestik.
Disclaimer: Informasi ini bukan merupakan rekomendasi investasi. Pelaku pasar disarankan untuk melakukan riset lebih lanjut dan berkonsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.
Komentar