IHSG ditutup menguat 0,18% ke posisi 7.300,41. IHSG pun berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.300 pada awal sesi I hari ini, di mana IHSG terakhir berada di level psikologis ini yakni pada perdagangan 17 Mei lalu.
Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 9,1 triliun dengan melibatkan 16 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 277 saham menguat, 271 saham melemah, dan 248 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor transportasi dan properti menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni masing-masing 2,02% dan 1,21%.
Selain itu, beberapa saham menjadi penopang (movers) IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Saham pertambangan mineral Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 8,6 indeks poin.
IHSG kembali melanjutkan penguatannya yang sudah terjadi beberapa hari terakhir, di mana investor masih optimis setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mulai khawatir dengan efek dari ditahannya suku bunga tinggi hingga kini.
Ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan kekhawatiran bahwa menahan tingkat suku bunga terlalu tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Powell menyebut ada sedikit penurunan inflasi secara konsisten yang sejalan dengan target The Fed yakni ke kisaran 2%.
Untuk diketahui, inflasi AS diperkirakan melandai ke 3,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni tahun ini dari yang sebelumnya tumbuh 3,3% yoy. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed memangkas suku bunga secepatnya.
“Powell tampil sedikit lebih dovish dari yang kami perkirakan, ia sengaja mencoba memberi sinyal ke pasar bahwa jika ada angka inflasi yang bagus minggu ini, September kembali menjadi bahan pertimbangan sebagai kemungkinan penurunan suku bunga,” ujar Chris Zaccarelli, kepala investasi untuk Independent Advisor Alliance, dikutip dari CNBC International.
Namun demikian, The Fed saat ini masih membutuhkan data tambahan untuk semakin meyakinkan perihal cut rate yang diperkirakan akan terjadi di tahun ini.
Jika cut rate benar dilakukan pada tahun ini, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik, termasuk IHSG, karena akan menggairahkan kembali sektor-sektor yang rentan terhadap suku bunga tinggi.
Komentar