Pada perdagangan sesi I hari Kamis (2/5/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan tajam setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya. Per pukul 09:57 WIB, IHSG tergelincir sebesar 1,3% ke posisi 7.140,48, menyentuh level psikologis 7.100.
Nilai transaksi indeks pada sesi I mencapai sekitar Rp 4,7 triliun, dengan volume transaksi mencapai 5,6 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 389.483 kali.
Penurunan IHSG sebesar itu disinyalir sebagai respons terhadap keputusan The Fed yang kembali mempertahankan suku bunga di level tinggi, yaitu 5,25-5,50%, untuk keenam kalinya secara beruntun. The Fed menyatakan bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini, tetapi juga belum ada tanda-tanda penurunan inflasi yang signifikan, sehingga mereka memilih untuk menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga.
Sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed telah meningkatkan suku bunga sebanyak 525 basis poin (bps). Namun, keputusan untuk menahan suku bunga ini di level yang sama selama beberapa bulan terakhir telah membuat pasar kecewa, dengan prospek penurunan suku bunga yang semakin jauh dari perkiraan awal.
Dampaknya, investor cenderung beralih ke aset yang lebih konservatif atau safe haven, meninggalkan aset berisiko seperti saham di pasar modal. Hal ini menyebabkan IHSG kembali merosot, menciptakan ketidakpastian di pasar saham Indonesia.
Meskipun demikian, para analis memperkirakan bahwa kondisi ini mungkin hanya sementara, dan pasar bisa pulih kembali jika ada perkembangan positif dalam kebijakan moneter global atau tanda-tanda penurunan inflasi yang lebih jelas.
Komentar