Penelitian terbaru mengungkap bahwa Gigantopithecus, kera purba setinggi 3 meter, merupakan makhluk yang paling dekat dengan tokoh mitologi King Kong.
Kera raksasa ini ditemukan hidup di hutan semi-tropis di China selatan dan Asia Tenggara sekitar 300.000 tahun yang lalu.
Meskipun sedikit yang diketahui tentang perilaku atau bentuk fisiknya, para ilmuwan telah melakukan penelitian dan analisis terhadap sisa-sisa fosil untuk mengungkap misteri tersebut, seperti dilansir dari SINDOnews.
Menurut Herve Bocherens, seorang peneliti di University of Tübingen di Jerman, sedikitnya sisa-sisa fosil yang ditemukan tidak cukup untuk menentukan apakah Gigantopithecus berjalan dengan dua kaki atau empat kaki, serta proporsi tubuhnya.
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa orangutan adalah kerabat terdekat Gigantopithecus.
Gigantopithecus diyakini memiliki warna bulu merah atau hitam keemasan. Mereka adalah hewan vegetarian dan hidup secara eksklusif di hutan.
Meskipun memiliki preferensi makanan yang terbatas, hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka karena mereka mampu bertahan dari perubahan alam dengan memakan daun, rerumputan, dan akar.
Namun, kera raksasa ini punah selama Zaman Pleistosen, sekitar 2,6 juta hingga 12.000 tahun yang lalu. Evolusi alam dan perubahan iklim mengubah lanskap hutan di Asia Tenggara seperti Indonesia, dan Gigantopithecus tidak mampu bertahan dari perubahan tersebut.
Studi ini juga mengungkap bahwa Gigantopithecus mungkin tidak memiliki kelenturan tubuh yang sama dengan kera-kera saat ini, yang menyebabkan mereka punah.
Kisah kera raksasa ini menjadi pengingat akan pentingnya memahami dampak perubahan iklim dan perlunya tindakan untuk melindungi alam.
Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang sejarah evolusi hewan di masa lampau dan relevansinya dengan kondisi lingkungan saat ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk terus mempelajari dan melindungi keanekaragaman hayati planet kita.
Komentar