Medan, HarianBatakpos.com – Ketua Guru Belajar Foundation, Bukik Setiawan, mengemukakan bahwa rencana pengembalian penjurusan di SMA perlu dibatalkan. Sistem tanpa jurusan dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini, yang mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia profesional. Bukik menyatakan, “Dalam situasi ketika anak-anak kita sedang membangun arah belajarnya sendiri, kebijakan ini justru mengancam untuk menarik mereka kembali ke sistem lama yang telah lama dikritik karena tidak relevan dengan tantangan masa kini.”
Keberatan ini juga disampaikan oleh guru-guru yang berhadapan langsung dengan siswa. Mereka menilai bahwa sistem tanpa jurusan lebih memfasilitasi persiapan siswa menuju perguruan tinggi dan karier. Cicilia, guru BK di SMA Santa Maria 1, mengungkapkan bahwa siswa yang memilih kelas sesuai minat mereka menunjukkan kesadaran untuk belajar, meski tidak semua siswa unggul di mata pelajaran tersebut.
Bukik juga menyoroti potensi hilangnya kepercayaan publik terhadap kebijakan pendidikan yang berubah tanpa kajian mendalam. Ia menekankan pentingnya evaluasi berbasis bukti terhadap sistem pemilihan mata pelajaran, serta penguatan terhadap komponen pendukung seperti asesmen minat dan bakat, pendampingan karier, dan pelatihan guru.
Hapsari, guru di SMA Ignatius Slamet Riyadi, menambahkan bahwa penting bagi siswa memahami regulasi terkait pemilihan mata pelajaran. Dengan pemahaman yang baik, siswa dapat memilih mata pelajaran yang sesuai dengan rencana studi mereka. Kebijakan penjurusan kembali di SMA, jika diterapkan, berpotensi menghambat perkembangan siswa yang ingin mengeksplorasi minat mereka dengan lebih bebas.
Dalam konteks ini, sangat penting untuk meninjau ulang rencana penjurusan di SMA, agar pendidikan tetap relevan dan mendukung perkembangan siswa ke arah yang lebih baik.
Komentar