Indonesia dan Amerika Serikat Sepakati Penyelesaian Tarif Impor Resiprokal dalam 60 Hari

Jakarta, HarianBatakpos.com - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk menyelesaikan negosiasi tarif impor resiprokal dalam waktu 60 hari atau dua bulan, demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat" yang diadakan di Washington DC, Airlangga menyatakan, "Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari," pada Jumat (16/4/2025). Konferensi pers tersebut disaksikan secara daring di Jakarta.
Negosiasi ini mencakup pembahasan berbagai topik penting, termasuk kemitraan perdagangan dan investasi, kemitraan mineral kritis, serta penguatan ketangguhan rantai pasok.
Pemerintah Indonesia berharap dapat segera menyelesaikan perjanjian yang akan disetujui kedua negara dalam waktu 60 hari ke depan.
Sejumlah pejabat tinggi AS turut terlibat dalam pembicaraan, termasuk Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Wakil Dagang AS Jamieson Greer, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Rencananya, pertemuan dengan Menteri Keuangan Scott Bessent akan digelar pekan depan.
Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi aktif dengan pejabat AS untuk mempercepat penyelesaian negosiasi ini.
Sebelumnya, pada Rabu (16/4/2025), Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono, melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu AS, Marco Rubio, di Washington DC. Dalam pertemuan tersebut, keduanya menegaskan komitmen untuk menguatkan kemitraan strategis bilateral, termasuk di bidang politik, keamanan, perdagangan, dan investasi.
Sugiono menyampaikan bahwa Indonesia sangat mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dengan AS, khususnya dalam sektor mineral kritis seperti nikel. Indonesia mengundang investor AS untuk menanamkan modal di sektor-sektor penting, termasuk dalam bidang hilirisasi dan pembangunan sumber daya manusia.
Pada kesempatan yang sama, Menlu RI menyampaikan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang mencakup ketahanan pangan, energi, serta pembangunan ekonomi yang lebih inklusif.
Negosiasi tarif ini merupakan respons terhadap kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, pada 2 April 2025. Dalam kebijakan tersebut, Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen, sementara negara-negara ASEAN lainnya dikenakan tarif yang bervariasi.
Beberapa negara ASEAN, seperti Filipina dan Singapura, mendapatkan tarif yang lebih rendah dibandingkan Indonesia.
Namun, pada 9 April 2025, Presiden Trump mengumumkan penundaan penerapan tarif impor resiprokal selama 90 hari untuk sebagian besar negara, termasuk Indonesia. Penundaan ini memberikan waktu bagi Indonesia untuk menyelesaikan negosiasi tarif impor dengan AS..
Komentar