Bencana Alam Nasional Tekno
Beranda » Berita » Indonesia Kembangkan Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan untuk Mitigasi Bencana Alam

Indonesia Kembangkan Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan untuk Mitigasi Bencana Alam

Sumber: inews.id

Jakarta, Harianbatakpos.com – Indonesia berada di wilayah yang rawan bencana alam. Menyadari hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan (SNPDK). Dengan sistem ini, informasi terkait bencana alam akan diterima oleh masyarakat dalam waktu tiga menit setelah terjadinya bencana di wilayah terdampak.

SNPDK merupakan gabungan dari dua sistem, yaitu Early Warning System (EWS) dan Disaster Prevention Information System (DPIS). Sumber informasi kebencanaan berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang kemudian disebarkan secara luas oleh Kominfo melalui TV digital dan ponsel.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa dalam setahun, Indonesia mengalami lebih dari 8.000 gempa bumi, dengan sekitar 350 di antaranya adalah gempa signifikan. Tercatat, ada 15 bencana alam yang menimbulkan kerusakan, dan setiap dua tahun sekali terjadi gempa berpotensi tsunami.

Retret Gelombang II: Ponsel Diperbolehkan, Ajudan Dilarang

“BMKG telah memfasilitasi beberapa multimoda, seperti sistem peringatan dini ekosistem dan SMS yang didukung oleh Kominfo melalui SMS Blast. Hingga saat ini, sistem ini terbukti andal. Kami juga memiliki aplikasi Android dan aplikasi pintar yang terus berkembang, meskipun belum cukup,” tuturnya di Kementerian Kominfo, Jakarta, pada Selasa (1/10/2024).

Setelah peluncuran sistem penyampaian informasi bencana dan penguatan informasi bencana oleh Kominfo, Daryono mengatakan bahwa jangkauan informasi kebencanaan yang diterima masyarakat menjadi lebih luas.

Namun, tidak semua gempa bumi akan disampaikan kepada masyarakat melalui SNPDK ini. Hanya gempa bumi dengan magnitudo 5 ke atas yang informasinya akan muncul di TV digital dan ponsel masyarakat.

“Informasi cepat yang kami bangun memungkinkan kami untuk memberikan peringatan tsunami dalam waktu kurang dari tiga menit. Ini memerlukan infrastruktur yang dapat segera menyampaikan informasi penting kepada masyarakat untuk menyelamatkan mereka dari risiko bencana,” ungkapnya.

Iran Menilai Serangan AS sebagai Pelanggaran Berat

Untuk memastikan informasi kebencanaan dan peringatan bahaya dapat disiarkan melalui TV digital, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengimbau masyarakat untuk melakukan dua hal.

“Pertama, gunakan perangkat TV digital atau Set-Top Box (STB) yang tersertifikasi oleh Kominfo. Kedua, pastikan kode pos yang tepat dimasukkan pada perangkat TV digital untuk memastikan kesesuaian informasi dengan lokasi terdampak,” jelasnya.

Selain itu, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Jepang mengembangkan layanan informasi bencana secara real-time kepada petugas di lapangan, baik berbasis komputer maupun ponsel. Sistem ini, yang didukung hibah JICA, disebut Disaster Prevention Information System (DPIS) dan berfungsi untuk menghubungkan petugas di kementerian dan lembaga serta lembaga penyiaran melalui informasi terpadu.

“DPIS terhubung dengan petugas, Call Center 112, serta TVRI dan RRI. Sistem ini juga siap diintegrasikan lebih lanjut dengan petugas serta relawan kebencanaan dan kedaruratan di berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah,” kata Budi Arie.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *