“Kami mengharapkan manfaat yang tidak hanya ekonomi, tetapi juga memperkuat kolaborasi dalam percepatan pencapaian SDGs,” kata Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Bogat Widyatmoko, Jumat (30/8/2024).
Saat ini, beberapa sasaran SDGs terutama di negara-negara berkembang masih tertinggal dibandingkan negara maju. Penyebab utama ketertinggalan ini adalah sulitnya mendapatkan pembiayaan. “Salah satu kendala dalam pencapaian ini adalah pembiayaan,” ujar Bogat.
Dalam pertemuan HLF-MSP 2024, negara-negara peserta akan membahas dan merumuskan pembiayaan alternatif. Penciptaan pembiayaan alternatif dan kreatif ini diperlukan untuk mempercepat pencapaian target SDGs.
“Kita berupaya mengatasi ini bersama dengan berbagi pemikiran untuk merumuskan pembiayaan alternatif untuk berbagai macam upaya SDGs,” tambahnya.
SDGs adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi semua orang. SDGs memiliki 17 tujuan yang saling terkait untuk mengatasi berbagai tantangan global, termasuk menghapus kelaparan, kemiskinan, menyediakan pendidikan berkualitas, air bersih, energi terbarukan, dan mengurangi kesenjangan.
Indonesia telah mengadopsi SDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). Menurut laporan tahunan SDGs 2022, Indonesia berhasil mencapai kemajuan signifikan dengan 62% atau 138 dari 224 indikator SDGs telah mencapai target yang ditetapkan dalam Rencana Aksi Nasional SDGs 2021-2024.
Namun, dunia mengalami pelambatan capaian SDGs setelah pandemi Covid-19 akibat ketegangan geopolitik. “Ini mengakibatkan capaian SDGs menjadi sedikit melenceng,” kata Bogat.
Keberhasilan mencapai SDGs sangat penting karena dunia saat ini dihadapi oleh triple planetary crisis yang disebabkan perubahan iklim, kehilangan biodiversitas, serta polusi dan sampah. “Triple planetary crisis adalah ancaman nyata yang tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa,” katanya.
Sebagai tuan rumah HLF-MSP 2024, Indonesia akan mengangkat tema pengembangan ekonomi biru dan hijau (blue and green economy) yang diyakini memberikan manfaat bagi perekonomian dan lingkungan. “Blue dan green economy adalah alternatif dan gamechanger dalam HLF-MSP untuk menyelesaikan permasalahan dunia,” tutupnya.
Komentar