Pernyataan ini disambut positif oleh Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (PERPADI), Sutarto Alimoeso. Sutarto mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi beras melalui perbaikan sarana produksi dan optimalisasi lahan. “Kita menyambut baik jika pemerintah memiliki program luar biasa untuk memperbaiki jaringan irigasi dan sarana produksi. Upaya ini tentunya akan sangat mendukung peningkatan produksi pangan, khususnya beras,” kata Sutarto dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pada Senin (2/9/2024).
Sutarto juga mengharapkan perbaikan dalam beberapa aspek seperti pupuk, lahan sawah, sarana irigasi, bibit, hama, dan pasar dapat direalisasikan. Hal ini bertujuan agar produksi beras meningkat dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menguntungkan petani. “Saat ini, HPP petani mencapai Rp6.000 per kg. Kami berharap harga ini tidak turun di lapangan dan dapat mendorong petani untuk bertanam lebih banyak,” ujarnya.
Dia juga mencatat bahwa pemerintah menargetkan luas panen dari 10,1 juta hektare menjadi 12 juta hektare. Namun, pertanyaannya adalah apakah Indonesia bisa benar-benar mencapai target bebas impor beras pada 2025. Sutarto menegaskan perlunya evaluasi produksi beras tahun 2024 untuk menentukan keputusan akhir.
Menurutnya, produksi beras pada semester pertama 2024 tidak memuaskan, dengan kekurangan yang tercatat. Namun, ia optimis dengan kegiatan yang dilakukan dan dorongan pemerintah, surplus dapat tercapai pada Agustus-September, meskipun surplus hanya sekitar 1,9 juta ton. “Akhir tahun ini, kemungkinan tetap minus, tetapi jika kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat antara 8 juta ton hingga 10 juta ton setara beras, maka target bebas impor bisa tercapai,” tambah Sutarto.
Sutarto juga menekankan bahwa keputusan akhir tentang impor akan didasarkan pada evaluasi panen raya pada April 2025. “Kita akan mengevaluasi hasil panen musim tanam pertama pada Februari-Maret 2025, terutama karena adanya fenomena La Nina,” ujarnya.
Menurut Sutarto, La Nina diharapkan memberikan keuntungan bagi sektor pertanian, dan ia berharap pemerintah memanfaatkan peluang ini untuk mempercepat waktu tanam.
Komentar