Medan, HarianBatakpos.com – Industri padat karya di Indonesia memegang peranan penting dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah terus memberikan perhatian penuh terhadap sektor ini agar mampu bertumbuh dan menyerap tenaga kerja secara signifikan. Dalam rapat di Istana Merdeka pada Rabu (19/3), Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan deregulasi secara besar-besaran untuk meningkatkan daya saing, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat investasi di sektor padat karya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa sektor tekstil dan produk tekstil adalah salah satu fokus utama pemerintah. Dengan menyerap hampir empat juta tenaga kerja dan mencatatkan ekspor lebih dari USD2 miliar, sektor ini diharapkan dapat terus berkembang. “Tadi arahan Pak Presiden terkait dengan ketersediaan bahan baku, illegal import, dan supply chain itu untuk dipermudah dan disederhanakan,” ungkapnya, dilansir dari Kompas.com.
Kebijakan Deregulasi untuk Industri Padat Karya
Melalui deregulasi, pemerintah berkomitmen untuk merespons berbagai tantangan dalam industri padat karya. Airlangga menyebutkan, “Kedua kita merespons terhadap barang yang di-dumping, melalui tindakan anti-dumping.” Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga daya saing produk lokal di pasar global.
Selain itu, Presiden Prabowo juga mendorong agar program padat karya masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini diharapkan bisa memberikan kemudahan perizinan dan fasilitas insentif. Airlangga menambahkan, “Pemerintah akan terus melakukan deregulasi dan debirokratisasi, serta mempermudah perizinan untuk pengembangan.”
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan sektor padat karya dapat ditangani dengan baik, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Airlangga berharap, setelah implementasi I-EU CEPA, industri ini akan kembali bergeliat.
Komentar