Ekbis
Beranda » Berita » Inflasi Terkendali Dukung Stabilitas Pasar Keuangan Indonesia

Inflasi Terkendali Dukung Stabilitas Pasar Keuangan Indonesia

Inflasi Terkendali Dukung Stabilitas Pasar Keuangan Indonesia
Inflasi Terkendali Dukung Stabilitas Pasar Keuangan Indonesia

Menjaga inflasi tetap terkendali atau terjaga menjadi kunci penting dalam mendukung stabilitas pasar keuangan Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Peneliti ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf R Manilet.

“Saya kira stabilitas pasar keuangan akan sangat ditentukan dari bagaimana kondisi inflasi terutama di sepanjang tahun ini,” ujar Yusuf. Menurutnya, jika pemerintah mampu menjaga inflasi pada kisaran yang telah ditentukan sebelumnya, maka prospek pasar keuangan juga dapat tetap terjaga.

Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi turun ke kisaran 2,5 plus minus satu persen pada tahun 2024, dibandingkan dengan kisaran tiga plus minus satu persen pada tahun 2023.

Efek Perekonomian Internasional Akibat Konflik Israel Iran 

Yusuf menjelaskan bahwa perhatian khusus harus diberikan terhadap kenaikan laju inflasi terutama di awal tahun, di mana terjadi kombinasi inflasi yang disebabkan oleh volatilitas harga pangan dan juga inflasi yang didorong oleh peningkatan permintaan karena pola musiman di bulan Ramadhan dan lebaran.

Sebelum bulan Ramadhan, inflasi untuk harga yang bergejolak telah meningkat dari 7,22 persen pada bulan Januari menjadi 8,47 persen pada bulan Februari. Namun demikian, inflasi inti dan inflasi untuk komponen harga barang yang diatur pemerintah relatif mengalami penurunan, khususnya pada bulan Februari 2024.

Meskipun demikian, kondisi pasar keuangan saat ini tergolong stabil. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 0,60 persen secara year-to-date (ytd) mencapai level 7.316,11 pada 29 Februari 2024. Investor asing juga mencatatkan net buy sebesar Rp18,44 triliun ytd.

Sektor infrastruktur dan barang konsumen primer menjadi sektor yang paling menguat, sementara kapitalisasi pasar saham naik tipis 0,11 persen ytd menjadi Rp11.687 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp10,66 triliun ytd.

Whoosh Tembus 10 Juta Penumpang, Kereta Cepat Indonesia Cetak Sejarah Baru

Di pasar obligasi, yield curve pasar uang tetap datar, mengikuti kebijakan BI-Rate yang dipertahankan pada level 6 persen. Terjadi capital inflow sebesar Rp18,24 triliun ytd, dengan sebagian besar dialokasikan ke pasar saham (Rp20,89 triliun ytd), sementara pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik mencatat outflow sebesar Rp2,65 triliun ytd. Meskipun demikian, yield surat utang negara (SUN) 10 tahun cenderung sideways dengan kenaikan 9 basis poin ytd.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *