Jakarta, HarianBatakpos.com – Banyak tamu hotel mungkin bertanya-tanya, kenapa tidak ada lantai 4 di hotel? Fenomena hilangnya lantai 4 di hotel ternyata bukan tanpa alasan. Dalam dunia perhotelan, angka 4 dianggap sebagai angka sial, terutama dalam budaya Asia, dan inilah penyebab kenapa tidak ada lantai 4 di hotel.
Fenomena hilangnya lantai 4 di hotel ini berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat Tiongkok. Dalam bahasa Mandarin, angka 4 memiliki pelafalan yang mirip dengan kata “kematian”, sehingga angka ini dianggap membawa kesialan. Oleh karena itu, banyak bangunan, termasuk hotel di Asia, meniadakan lantai 4 untuk menghindari hal-hal buruk yang dianggap bisa terjadi.
Tidak hanya angka 4, angka 13 juga sering kali dihindari dalam dunia properti. Kepercayaan bahwa angka 13 membawa sial berasal dari budaya Barat, khususnya Amerika Serikat. Beberapa hotel di Indonesia pun ikut menghapus angka 13 dari daftar lantainya. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap angka sial sudah mendunia, dan angka 4 serta angka 13 menjadi simbol takhayul yang masih diyakini hingga kini.
Kenapa tidak ada lantai 4 di hotel? Jawabannya sederhana kepercayaan terhadap angka sial yang sudah mengakar kuat di masyarakat. Masyarakat Asia, seperti di Jepang, Korea Selatan, Vietnam, hingga Indonesia, masih mempercayai bahwa angka 4 membawa nasib buruk. Bahkan fenomena ini memiliki istilah tersendiri, yaitu tetraphobia, yang berarti ketakutan terhadap angka 4.
Sementara itu, di Amerika Serikat, ketakutan terhadap angka 13 dikenal dengan istilah paraskevidekatriaphobia. Penelitian dari University of California menunjukkan bahwa sekitar 10 persen penduduk AS memiliki rasa takut terhadap angka 13. Ketakutan ini bahkan berdampak pada sektor ekonomi, karena angka 13 sering dihindari untuk tanggal pernikahan, jadwal perjalanan, hingga pembangunan gedung, yang secara tidak langsung menyebabkan kerugian finansial tahunan yang besar.
Dengan semua fakta ini, tidak mengherankan jika banyak hotel di Indonesia menghilangkan angka 4 dan angka 13 dari daftar lantai mereka. Hal ini dilakukan bukan semata karena ikut-ikutan, tapi karena kepercayaan terhadap angka sial masih begitu kuat memengaruhi perilaku dan keputusan dalam pembangunan.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar