Hukum
Beranda » Berita » Insiden Brutal di Hari Pendidikan: Siswi SD Jadi Korban Pengeroyokan

Insiden Brutal di Hari Pendidikan: Siswi SD Jadi Korban Pengeroyokan

Orang tua korban saat didampingi oleh TRC PPA melakukan pelaporan ke Polsek Samarinda (kompas.com)
Orang tua korban saat didampingi oleh TRC PPA melakukan pelaporan ke Polsek Samarinda (kompas.com)

Medan,  HarianBatakpos.com – Momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang seharusnya menjadi refleksi atas pentingnya pendidikan dan perlindungan terhadap anak, justru diwarnai insiden kekerasan pelajar di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Seorang siswi kelas 6 SD berusia 12 tahun menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pelajar SMP pada Jumat (2/5/2025).

Peristiwa tragis ini terjadi di kawasan Folder Perumahan Haji Saleh, Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir. Dalam video yang beredar di media sosial, tampak korban dikeroyok secara sadis oleh pelajar, baik laki-laki maupun perempuan. “Tiba-tiba dia dapat pesan WhatsApp, lalu keluar rumah dan dibawa oleh dua orang,” ungkap ayah korban, Junaidi, yang merasa terpukul dan marah atas kejadian ini, dikutip dari laman kompas.com.

Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka memar di berbagai bagian tubuh dan trauma psikologis yang berat. “Ngeliat orang aja dia langsung nangis. Sekarang masih ketakutan,” tambah Junaidi, menyoroti dampak mendalam yang dialami anaknya. Saat ini, korban sedang dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda.

Resmi! Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Impor Gula

Pihak kepolisian dari Polsek Samarinda Seberang telah mengamankan beberapa pelaku untuk dimintai keterangan. Penyelidikan terhadap motif serta kemungkinan keterlibatan pelaku lain masih berlangsung. “Saya keberatan dengan kejadian ini. Tapi sekarang yang utama dulu adalah kesembuhan anak saya,” tegas Junaidi.

Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur turut memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada korban. Koordinator TRC PPA, Wheni Nurdina, menyatakan bahwa mereka akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Insiden kekerasan pelajar ini menjadi pengingat bahwa pendidikan yang aman dan sehat harus menjadi prioritas utama.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *