Nasional
Beranda » Berita » Insiden Gus Miftah: Felix Siauw Angkat Dimensi Etika dan Mental dalam Kritik

Insiden Gus Miftah: Felix Siauw Angkat Dimensi Etika dan Mental dalam Kritik

Insiden Gus Miftah: Felix Siauw Angkat Dimensi Etika dan Mental dalam Kritik
Insiden Gus Miftah: Felix Siauw Angkat Dimensi Etika dan Mental dalam Kritik

Medan,  HarianBatakpos.com – Tindakan Gus Miftah yang mengolok-olok seorang pedagang es saat ceramahnya telah menuai perhatian luas, termasuk dari kalangan ulama. Ustaz Felix Siauw, yang menjadi bintang tamu dalam podcast Deddy Corbuzier, memberikan pandangannya mengenai insiden tersebut. Menurutnya, masalah ini lebih berkaitan dengan etika dan mentalitas.

Felix Siauw menekankan bahwa “kita tidak pernah menyalahkan siapapun. Kalau pun yang dilakukan Gus Miftah itu, kita katakan adalah levelnya etika bukan benar dan salah.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa dalam perspektifnya, tindakan Gus Miftah tidak dapat dinilai secara hitam-putih, melainkan harus dilihat dari sudut pandang etika. Ia melanjutkan, “Secara etika nggak benar. Tapi kita perlu membahas bahwa ada level yang harus kita diagnosa yaitu level mental.” , dilansir dari Suara.com

Pendapat Deddy Corbuzier sejalan dengan pandangan Felix. Deddy menyatakan bahwa meskipun Gus Miftah dikenal suka bercanda, “tapi momennya tidak tepat.” Deddy juga mengungkapkan bahwa ia lebih memilih untuk menegur Gus Miftah secara pribadi daripada menyalahkan di media sosial.

Prabowo Tetapkan 219 Proyek Strategis Nasional 2026, Ini Daftar PSN Prioritas

Insiden ini bermula ketika Gus Miftah, dalam sebuah ceramah, menanggapi seorang pedagang es dengan candaan yang dianggap tidak pantas. Ia mengatakan, “Es tehmu iseh akeh ora? Masih? Yo kono didol goblok.” Ucapan ini menuai kritik karena dianggap merendahkan profesi pedagang.

Penting untuk memahami bahwa setiap tindakan memiliki konteks dan dampak. Dalam hal ini, diskusi mengenai etika dan mentalitas menjadi sangat relevan. Diharapkan, dengan adanya komentar dari para ulama dan publik, dapat menjadi bahan refleksi bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam berinteraksi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *