Ekbis
Beranda » Berita » Investor Ritel Disarankan Tetap Tenang Saat Pasar Saham Bergejolak, Indeks Nikkei 225 Anjlok 12,4%

Investor Ritel Disarankan Tetap Tenang Saat Pasar Saham Bergejolak, Indeks Nikkei 225 Anjlok 12,4%

Investor Ritel Disarankan Tetap Tenang Saat Pasar Saham Bergejolak, Indeks Nikkei 225 Anjlok 12,4%
Investor Ritel Disarankan Tetap Tenang Saat Pasar Saham Bergejolak, Indeks Nikkei 225 Anjlok 12,4%

Medan, HarianBatakpos.com – Para investor ritel disarankan untuk tetap tenang dan tidak panik saat pasar saham mengalami gejolak, seperti yang terjadi pada awal Agustus ketika berbagai indeks dunia, termasuk Indeks Nikkei 225 Jepang, anjlok hingga 12,4%. Dalam situasi ini, penting bagi investor untuk tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan investasi yang bisa merugikan mereka.

Saat melihat portofolio investasi yang telah terkumpul hilang dalam sekejap, sangat mudah bagi investor untuk membuat keputusan yang tergesa-gesa. Namun, para ahli menyarankan agar investor ritel tidak langsung menghitung kerugian atau mengubah strategi investasi secara drastis. Sebaliknya, mereka disarankan untuk menunggu hingga badai berlalu dan harga saham kembali naik, dengan tetap memperhatikan perkembangan Indeks Nikkei 225 sebagai acuan.

Untuk menghindari risiko gejolak pasar yang lebih besar, investor ritel disarankan untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap faktor-faktor teknis yang tidak terkait langsung dengan perubahan fundamental ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga masih memberikan informasi yang berguna dan dapat menjadi indikator penting dalam menyusun strategi investasi jangka panjang.

Harga Emas Antam Naik Hari Ini! Cek Update Terbaru Per Gramnya

Dalam menghadapi gejolak pasar saham, investor perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap alokasi portofolio mereka. Sebagai contoh, jika seorang investor mempertahankan 60% dari tabungannya dalam bentuk saham dan 40% dalam obligasi, perubahan harga saham dan obligasi dalam beberapa minggu terakhir dapat mengubah komposisi ini menjadi 56% saham dan 44% obligasi. Untuk menjaga keseimbangan ini, investor mungkin perlu menjual obligasi yang harganya naik dan membeli saham yang harganya turun.

Namun, melakukan penyesuaian portofolio di tengah gejolak pasar sering kali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Investor cenderung menunda keputusan ini karena takut harga saham akan turun lebih lanjut. Oleh karena itu, lebih baik menetapkan jadwal penyesuaian portofolio secara rutin, misalnya setiap kuartal atau bulan, tanpa terlalu memperhatikan kondisi pasar saham yang sedang bergejolak.

Bagi investor ritel yang lebih berani, gejolak pasar juga dapat digunakan sebagai momen untuk menilai kembali alokasi portofolio berdasarkan kondisi pasar dan toleransi risiko. Dengan menggunakan formula seperti “Merton share”, investor dapat menyesuaikan alokasi portofolio antara saham dan obligasi berdasarkan ekspektasi imbal hasil dan volatilitas pasar. Namun, perubahan alokasi ini sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak berdasarkan keputusan panik.

Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa investor harus sepenuhnya mengabaikan fluktuasi pasar. Perubahan harga saham dapat mempengaruhi posisi portofolio dan prospek investasi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memiliki rencana respons yang telah disiapkan sebelumnya agar dapat menavigasi kondisi pasar saham yang penuh ketidakpastian dengan lebih baik.

Harga BBM Nasional Tetap Stabil, Ini Rinciannya di Semua SPBU

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan