Uncategorized
Beranda » Berita » Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL Kecam Pelanggaran Berat

Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL Kecam Pelanggaran Berat

Ketegangan antara Israel dan pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL)

harianbatakpos.com – Ketegangan antara Israel dan pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) semakin meningkat setelah serangkaian insiden yang melibatkan serangan terhadap personel dan fasilitas UNIFIL. Dalam perkembangan terbaru, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan mencegat logistik UNIFIL dan melakukan serangan yang menyebabkan beberapa personel terluka.

Menurut laporan resmi UNIFIL pada Minggu (13/10/2024), insiden pertama terjadi pada Sabtu (12/10), ketika pasukan IDF menghentikan pergerakan logistik UNIFIL di dekat Meiss el Jebel, sebuah kota yang terletak di wilayah perbatasan Lebanon selatan. “Pergerakan penting tersebut tidak bisa menyelesaikan misinya akibat pencegatan yang dilakukan IDF,” tulis laporan itu.

Serangan terhadap pasukan perdamaian PBB tersebut tidak hanya terbatas pada pencegatan logistik. Dalam pernyataan UNIFIL, disebutkan bahwa pasukan IDF juga menyerang markas UNIFIL dua kali. Serangan ini mengakibatkan kerusakan properti dan melukai sejumlah personel. “Satu personel terluka dibawa ke rumah sakit di Tyre, sementara personel lainnya dirawat di Naqoura,” ungkap pihak UNIFIL.

Tawuran Diduga Terjadi Lagi di Belawan Satu Remaja Tewas Dipanah

Pelanggaran berlanjut pada hari Minggu ketika sebuah tank Merkava Israel menargetkan salah satu menara observasi UNIFIL yang terletak di jalan utama yang menghubungkan Tyre dengan Naqoura. Serangan ini menyebabkan beberapa pasukan kontingen Sri Lanka mengalami luka-luka.

UNIFIL mengecam keras tindakan ini dan mengingatkan IDF serta pihak-pihak terkait mengenai kewajiban mereka di bawah hukum internasional. “Serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701,” demikian pernyataan resmi dari UNIFIL.

Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang diadopsi pada 2006 setelah Perang Lebanon, mengharuskan semua pihak menghormati kedaulatan Lebanon dan menjamin keselamatan serta keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB. Namun, insiden-insiden terbaru ini menunjukkan meningkatnya risiko terhadap stabilitas di wilayah perbatasan, di mana UNIFIL beroperasi untuk mencegah bentrokan antara Israel dan Hizbullah.

Tindakan agresif IDF ini tidak hanya menjadi perhatian UNIFIL, tetapi juga menuai kecaman dari komunitas internasional. Sejumlah pihak menyerukan agar Israel menahan diri dan menghormati misi perdamaian PBB di Lebanon. Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian dianggap sebagai ancaman serius terhadap upaya stabilisasi di wilayah yang sudah tegang ini.

Gugatan Guru PNS: Usia Pensiun Harus Diperpanjang

Meskipun situasi di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel sering kali dipenuhi ketegangan, tindakan langsung terhadap personel dan properti PBB dianggap sebagai eskalasi yang berbahaya. Dalam beberapa tahun terakhir, UNIFIL telah berperan penting dalam menjaga perdamaian relatif di wilayah tersebut dengan melakukan patroli dan pengawasan di sepanjang perbatasan, meskipun tetap rentan terhadap konflik sporadis.

UNIFIL sekali lagi menekankan pentingnya menghormati kedaulatan personel dan properti PBB, serta menyerukan semua pihak untuk mematuhi hukum internasional. “Kami mengingatkan IDF dan pihak-pihak yang terlibat untuk memastikan keselamatan personel kami dan menghormati keutuhan gedung-gedung PBB yang tidak dapat diganggu gugat,” tegas pernyataan tersebut.

Serangan yang terus berlangsung ini tidak hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga mengancam keseluruhan misi perdamaian di Lebanon. Dengan semakin tegangnya situasi di lapangan, keberlanjutan misi UNIFIL menjadi semakin krusial untuk mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat memicu konflik besar di wilayah tersebut.

Dunia kini menantikan respons lebih lanjut dari Israel, serta upaya internasional untuk meredakan ketegangan dan melindungi pasukan perdamaian yang bertugas di zona konflik ini. BP/CW1

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *