Toba-BP: Masyarakat Sibaning memperlihatkan kegembiraannya setelah pemerintah menyentuh dusun tersebut dengan adanya pembangunan jalan. Setelah 76 tahun kemerdekaan RI, warga Dusun Sibaning, Desa Lumban Rau Timur, Kecamatan Nassan, Kabupaten Toba Sahat Siagian (55) menyampaikan bahwa warga sekitar baru merasakan kemerdekaan setelah adanya pembangunan jalan tersebut.
Pembangunan jalan tersebut diperkirakan sejauh 5 kilometer yang bermula dari perbatasan Desa Cinta Damai, Kecamatan Nassau hingga Dusun Sibaning. Proses pengerjaan jalan tersebut telah berlangsung sejak Juni 2021 hingga saat ini.
Terlihat di lokasi, sejumlah alat berat tengah berada di jalanan yang baru saja dikerjakan. Karena gembira, sejak tanggal 1 hingga 17 Agustus, masyarakat Dusun Sibaning mengibarkan bendera Merah Putih.
“Kami setuju mengibarkan bendera Indonesia karena jalan sudah mulai dibangun ke kampung kami ini sejak tanggal 1 hingga 17 Agustus 2021. Ini baru saja kami nimati bagaimana yang merdeka, jalan sudah dibangun,” ujar seorang warga Sahat Siagian saat disambangi di Dusun Sibaning, Desa Lumban Rau Timur, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba pada Selasa, 23/08/21.
Secara spontan, ia juga menyinggung bahwa Presiden Jokowi yang memberikan perhatian khusus bagi mereka sejak Indonesia merdeka. Saat ini, masyarakat sudah bisa melihat sejumlah kendaraan dapat melintas dengan lancar di dusun mereka.
“Kami juga meminta kepada Presiden Joko Widodo agar memperhatikan kami masyarakat Sibaning ini, kami meminta agar jalan ini bisa tembus ke daerah Labuhan Batu Utara,” sambungnya.
Selain bagi Presiden Joko Widodo, ia juga berharap kerelaan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meneruskan pembangunan jalan menuju perbatasan Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura) yang berjarak sekitar 9 kilometer lagi yang melalui 2 dusun, yakni Dusun Siasomasom dan Aek Nahohom.
“Kami juga meminta Gubernur Edy Rahmayadi supaya memberi perhatianlah ke tempat ini. Kami sudah terlalu lama menahan sakitnya tidak memiliki akses jalan. Ini sudah mulai dibangun, tapi ini kan belum sampai ke Labura,” sambungnya.
Sebelum adanya pembangunan jalan tersebut, ia berkisah bahwa mereka mengandalkan otot mengangkut hasil pertanian dari ladang maupun sawah masyarakat sekitar. Bahkan, warga sekitar juga menyampaikan hasil pertanian mereka kerap busuk karena keterlambatan pengangkutan.
Dari kawasan tersebut, masyarakat mampu menghasilkan beragam hasil tani; sawit, kelapa, karet, kakao, durian, dan beragam jenis tanaman lainnya. Hingga saat ini, mereka harus mengantarkan hasil tani ke daerah Balige yang memakan waktu perjalanan hingga 4 jam. Sementara, pihaknya bisa menjual ke kawasan Labura dengan estimasi waktu 30 menit bila jalan mereka sudah dibangun.
“Selama ini, banyak hasil tanaman kita yang busuk, tidak diambil lagi. Semuanya kan tergantung pengangkutan. Kalau dari segi hasil, kami yakin pemkab Toba akan mendapatkan PAD yang banyak dari sini, aku yakin. Bisa kita lihat di sini banyak jenis tanaman yang menghasilkan tapi kami terhalang oleh pengangkutan,” sambungnya.
“Kami memohon agar Pak Presiden Jokowi dan Pak Gubsu Edy Rahmayadi memperhatikan jalan kami ini. Kalau bisa, jalan ini bisa tembus hingga perbatasan dengan Labura. Kalau dari Labura udah bagus, dari kita ininya,” pungkasnya. (BP/JP)
Komentar