HarianBatakpos,com, JAKARTA – BP: Dalam debat calon presiden Amerika Serikat (AS) pada Kamis (27/6) malam, Donald Trump ditanya mengenai pandangannya terkait pengakuan Palestina sebagai negara merdeka jika terpilih menjadi Presiden AS. Moderator debat, Dana Bash dari CNN, mengajukan pertanyaan tersebut, tetapi jawaban Trump jauh dari jelas dan tidak memberikan gambaran pasti tentang posisinya.
“Apakah Anda mendukung pembentukan negara Palestina merdeka untuk mendukung perdamaian di kawasan ini?” tanya Bash. Menanggapi, Trump hanya memberikan jawaban singkat dan mengambang, “Saya harus melihatnya.”
Setelah menjawab, Trump segera beralih ke topik lain, yaitu kesepakatan perdagangan dengan negara-negara Eropa, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pandangannya mengenai kemerdekaan Palestina, seperti dilansir dari detik.com.
Situasi di Palestina dan Sikap AS
Sementara itu, militer Israel terus melancarkan serangan terhadap Palestina, mengakibatkan puluhan ribu warga Palestina tewas atau terluka. Dalam kondisi perang ini, AS tetap menyatakan dukungannya kepada Israel.
Namun, Trump belum merinci pendekatan spesifiknya terhadap konflik tersebut jika terpilih kembali. Ia hanya memberikan komentar umum yang tidak jelas, sambil mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden dan menyatakan bahwa serangan 7 Oktober tidak akan terjadi jika ia yang menjadi presiden.
Trump juga mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan badan intelijen Israel karena dianggap tidak siap menghadapi serangan tersebut. Pada April lalu, Trump sempat mengatakan bahwa Israel perlu “menyelesaikan apa yang mereka mulai” dan melakukannya dengan cepat. Ia juga menilai Israel kalah dalam perang humas karena visual yang muncul dari Gaza.
Serangan Trump terhadap Biden
Dalam debat tersebut, Trump juga menuduh Biden “seperti orang Palestina” karena kritiknya terhadap Israel, sekutu dekat AS. Saat membahas kebijakan luar negeri, Biden menguraikan upaya pemerintahannya dalam mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza.
Biden memuji proposal gencatan senjata yang mencakup pembebasan sandera yang ditukar dengan tahanan Palestina di Israel serta mengatur “gencatan senjata berkelanjutan dengan persyaratan tambahan.” Proposal tersebut diumumkan Biden pada akhir Mei lalu, namun ia menilai Hamas telah menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata tersebut.
“Satu-satunya pihak yang ingin perang terus berlanjut adalah Hamas. Kami masih berusaha keras agar mereka menerimanya,” ujar Biden.
Namun, Trump membantah argumen Biden tersebut. “Israel-lah satu-satunya. Dan Anda harus membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaan mereka. Dia tidak ingin melakukannya,” ucap Trump, merujuk pada Biden.
Trump melanjutkan dengan kritik tajam, menyebut Biden “seperti orang Palestina” tetapi “orang Palestina yang sangat buruk” dan “orang yang lemah.”
Dalam debat calon presiden AS, Donald Trump memberikan jawaban yang mengambang dan tidak jelas terkait pengakuan Palestina sebagai negara merdeka. Dia mengalihkan pembicaraan ke topik lain dan tidak merinci pendekatannya terhadap konflik Palestina-Israel jika terpilih kembali.
Sementara itu, Biden memaparkan upaya pemerintahannya dalam mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza dan mengkritik Hamas atas kegagalan mencapai kesepakatan tersebut. Trump, di sisi lain, menuduh Biden sebagai “orang Palestina yang buruk” dan menyatakan dukungan penuh kepada Israel.
Komentar