Jakarta, HarianBatakpos.com – Nilai tukar rupiah melemah di tengah ketidakpastian menjelang pengumuman kebijakan moneter terbaru oleh Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed). Faktor ini memicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi makroekonomi global, yang berdampak langsung pada kurs rupiah terhadap dolar AS.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa pasar saat ini sangat menantikan keputusan penting The Fed yang akan diumumkan pada Kamis (8/5) dinihari. Ia menekankan bahwa nilai tukar rupiah melemah karena ketidakpastian makin meningkat akibat kontroversi sebelumnya. Di antaranya adalah dugaan intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap independensi Bank Sentral AS dan kebijakan tarif perdagangan baru yang diumumkan.
“Ketidakpastian ini dapat menyebabkan pelaku pasar meninggalkan aset berisiko dan beralih ke aset aman seperti dolar AS dan emas. Akibatnya, rupiah kemungkinan tertekan ke kisaran Rp16.550 per dolar AS dengan level support di sekitar Rp16.400,” jelas Ariston kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, juga menyampaikan pandangan serupa. Menurutnya, investor saat ini cenderung berhati-hati menghadapi pertemuan kebijakan The Fed yang dimulai akhir pekan ini. Kewaspadaan tersebut turut mendorong pelemahan pada nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah melemah juga tercermin dalam pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta. Rupiah tercatat melemah sebesar 14 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.468 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.455 per dolar AS.
Dalam kondisi seperti ini, pasar menilai bahwa Bank Sentral AS kemungkinan besar masih akan mempertahankan suku bunga. Langkah ini mencerminkan kehati-hatian dalam menyikapi dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap laju inflasi.
Ketegangan yang terus berlanjut antara Presiden AS dan Federal Reserve turut memberikan tekanan pada stabilitas pasar global. Hal ini secara langsung memberi dampak pada performa mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dengan demikian, arah pergerakan nilai tukar rupiah melemah masih sangat dipengaruhi oleh perkembangan terbaru dari kebijakan moneter global, khususnya sikap Federal Reserve terhadap inflasi dan tekanan politik di Amerika Serikat.
Komentar