Internasional
Beranda » Berita » Jepang Waspada Gempa Megathrust, Proyeksi 298 Ribu Korban Jiwa Akibat Tsunami Besar

Jepang Waspada Gempa Megathrust, Proyeksi 298 Ribu Korban Jiwa Akibat Tsunami Besar

Jepang Waspada Gempa Megathrust, Proyeksi 298 Ribu Korban Jiwa Akibat Tsunami Besar
Ilustrasi tsunami besar melanda kawasan pesisir Jepang pasca-gempa megathrust (Foto: Ayo Baca News)

Tokyo, harianbatakpos.com – Pemerintah Jepang terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami besar yang diprediksi bisa terjadi dalam waktu dekat. Skenario terbaru menunjukkan bahwa ancaman gempa bumi berkekuatan hingga 9 skala Richter (SR) berpotensi menimbulkan korban jiwa mencapai 298 ribu orang, 13 kali lebih banyak dari bencana gempa dan tsunami 2011 lalu. Kesiapsiagaan bencana Jepang kini menjadi fokus utama pemerintah di tengah meningkatnya potensi ancaman tektonik.

Dalam laporan terbaru, panel pemerintah Jepang menyatakan bahwa peluang terjadinya gempa megathrust mencapai 80 persen dalam 30 tahun ke depan. Prediksi ini didasarkan pada model seismik terbaru yang juga menunjukkan intensitas maksimum level 7 dalam skala Jepang untuk 10 prefektur utama. Tak hanya gempa besar, ancaman tsunami Jepang juga makin nyata dengan gelombang diperkirakan mencapai 10 meter di Tokyo dan hingga 30 meter di beberapa wilayah pesisir seperti Kanto hingga Kyushu.

Salah satu fokus perhatian adalah Palung Nankai, zona subduksi sepanjang 800 kilometer yang selama 1.400 tahun terakhir kerap memicu gempa besar setiap 100-200 tahun. Bencana terakhir di wilayah ini terjadi pada 1946. Potensi gempa di Palung Nankai saat ini diprediksi sebesar 75 hingga 82 persen. Jika gempa megathrust terjadi pada malam hari di musim dingin, maka jumlah korban gempa Jepang bisa mencapai 298 ribu jiwa, dengan tsunami sebagai penyebab utama kematian.

Ayatollah Khamenei Muncul di Publik Usai Perang Iran-Israel Berakhir

Selain korban jiwa, pemerintah Jepang juga memprediksi dampak ekonomi yang sangat besar. Kerugian akibat gempa dan tsunami tersebut bisa mencapai 270,3 triliun yen atau dua kali lipat dari anggaran tahunan Jepang. Sebanyak 12,3 juta warga diperkirakan akan dievakuasi dalam waktu satu minggu pasca-bencana, atau sekitar 10 persen dari total populasi Jepang saat ini.

Pemerintah Jepang sebenarnya telah menyusun rencana mitigasi sejak 2014 melalui Dewan Manajemen Bencana Pusat Jepang. Target utama dari rencana tersebut adalah mengurangi angka kematian hingga 80 persen. Namun, realisasinya hingga saat ini baru mampu menekan jumlah korban sebanyak 20 persen. Perdana Menteri Shigeru Ishiba pun menyerukan kerja sama lintas sektor dalam menghadapi risiko bencana alam besar di Jepang.

“Negara, pemerintah daerah, perusahaan, dan lembaga nirlaba harus bersatu dan mengambil langkah penyelamatan sebanyak mungkin nyawa,” ujar Ishiba seperti dikutip dari Straits Times, Sabtu (19/7/2025).

Ikuti informasi terkini tentang bencana global dan gempa megathrust hanya melalui saluran resmi harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Trump Kirim Surat Tarif Impor Baru, 100 Negara Terimbas Kebijakan Perdagangan AS

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *