Ekbis
Beranda » Berita » Joe Biden Mundur dari Pemilu AS, Donald Trump Tertembak di Pennsylvania

Joe Biden Mundur dari Pemilu AS, Donald Trump Tertembak di Pennsylvania

Joe Biden Mundur dari Pemilu AS, Donald Trump Tertembak di Pennsylvania
Joe Biden Mundur dari Pemilu AS, Donald Trump Tertembak di Pennsylvania

HarianBatakpos.com – Pemilu Amerika Serikat (AS) dipenuhi drama setidaknya dalam sebulan terakhir. Berawal dari debat pertama calon presiden (capres) hingga mundurnya Joe Biden dari kontestasi pilpres.

Sejak debat capres pada 27 Juni 2024, dinamika pemilu AS terus menunjukkan gejolak yang menarik perhatian publik. Debat pertama tersebut seakan membuka ‘rahasia’ kesehatan Joe Biden sebagai calon petahana.

Penampilan Joe Biden dalam debat tersebut mendapatkan sorotan tajam. Dalam debat itu, Biden kerap kali tersendat-sendat dalam menjawab pertanyaan dari para penonton.

Pasar Kripto Melemah Usai Serangan AS ke Iran, Harga Bitcoin dan Saham AS Turun Tajam

Di debat itu, Biden juga beberapa kali berbicara dengan suara serak dan terbata-bata. Hal tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapan Joe Biden yang telah menginjak usia 81 tahun dalam menjalankan tugas sebagai Presiden AS.

Joe Biden pun banjir kritikan hingga dalam sejumlah jajak pendapat, banyak masyarakat yang berpikir bahwa Biden tak sanggup lagi memimpin untuk periode kedua.

Alhasil, mulai muncul desakan agar Joe Biden mundur dari kontestasi tersebut dan meminta Partai Demokrat untuk memikirkan calon presiden alternatif.

Joe Biden yang telah berusia 81 selalu membantah bahwa kesehatannya bermasalah dan menyatakan masih sanggup mencalonkan diri.

Harga Emas Pegadaian Hari Ini 24 Juni 2025: Antam Stabil, UBS Turun Tipis

Sebelumnya, dalam investigasi selama setahun yang dilakukan oleh Republikan, Robert Hur, terkait penyimpanan dokumen rahasia yang tidak tepat sejak Joe Biden menjadi senator dan wakil presiden Barack Obama, terungkap bahwa Biden kesulitan mengingat kejadian.

Hur menulis bahwa dalam sebuah wawancara tahun lalu, Biden kesulitan mengingat kejadian-kejadian penting dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya.

“Dalam wawancaranya dengan kantor kami, ingatan Tuan Joe Biden lebih buruk. Dia tidak ingat kapan dia menjadi wakil presiden, dan lupa pada hari pertama wawancara ketika masa jabatannya berakhir, lupa pada hari kedua wawancara ketika masa jabatannya dimulai,” ujarnya, dilansir The Guardian.

“Dia tidak ingat, bahkan dalam beberapa tahun, ketika putranya, Beau, meninggal. Dan ingatannya tampak kabur ketika menggambarkan debat Afghanistan yang dulunya sangat penting baginya.”

Penembakan Donald Trump Di tengah badai kritik terhadap Joe Biden, kejadian menghebohkan menimpa Donald Trump. Dia ditembak saat sedang berkampanye di Pennsylvania pada 13 Juli 2024.

Donald Trump terluka di bagian telinga kanan dan sang penembak, Thomas Matthew Crooks, langsung dilumpuhkan saat itu juga.

Hingga saat ini, motif penembakan tersebut belum terungkap. Berbagai teori konspirasi pun bermunculan, termasuk yang menuding kejadian ini dilakukan kubu Trump untuk mendongkrak suara pada pemilu.

Yang pasti, kejadian tersebut memang memberikan sentimen positif terhadap pencalonan Donald Trump.

Sesaat setelah tertembak, Donald Trump langsung berdiri dan mengepalkan tangan ke udara seraya mengajak para pendukungnya untuk melawan. Kondisi ini kontras dengan apa yang dialami kubu Joe Biden yang bergulat dengan spekulasi soal kesehatannya.

Tak lama setelah insiden tersebut, survei yang dilansir dari Polymarket menunjukkan bahwa Donald Trump unggul telak melawan Joe Biden dengan angka 70% berbanding 19%.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh NBC News, CBS News, dan Fox News. Donald Trump masih unggul sejauh ini.

Dalam jajak pendapat NBC News, Donald Trump memimpin Joe Biden, 45% berbanding 43%. Donald Trump juga memimpin 2 poin dalam survei terakhir NBC pada bulan April.

Joe Biden Mundur Di tengah tekanan yang terus meningkat di kubu Joe Biden, presiden tersebut akhirnya memutuskan mundur dari pemilu dan mendukung wakil presiden Kamala Harris untuk menggantikannya.

Kabar tersebut cukup mengejutkan walaupun sesuai dengan harapan banyak pihak.

Lalu, apa alasan sebenarnya Joe Biden mundur?

Menurut dua sumber yang dekat dengan situasi tersebut, keputusan ini diambil setelah 48 jam yang penuh pertimbangan dan analisis data polling yang menunjukkan jalannya menuju kemenangan makin menyempit.

Hanya sehari sebelumnya, Joe Biden masih menyatakan kepada banyak pembantunya bahwa dia akan terus berkampanye untuk mengalahkan rival dari Partai Republik, Donald Trump, pada November mendatang.

“Pesannya adalah lanjutkan semuanya dengan kecepatan penuh,” kata salah satu sumber, dilansir Reuters, Senin (22/7/2024).

Namun, setelah mencerna data polling pada Sabtu malam, Joe Biden berubah pikiran. Dia mengumpulkan tim senior Gedung Putih dan kampanye untuk melakukan panggilan singkat sebelum pukul 1:45 siang pada Minggu waktu setempat dan beberapa saat kemudian membuat pengumuman publik melalui surat kepada seluruh rakyat Amerika.

Salah satu sumber mengatakan bahwa para pembantu senior menunjukkan kepada Joe Biden hasil polling internal yang mengejutkan pada Sabtu malam, menunjukkan bahwa dia tidak hanya tertinggal di enam negara bagian kunci yang dapat memutuskan pemilihan tetapi juga mengalami penurunan dukungan di tempat-tempat seperti Virginia dan Minnesota, di mana Demokrat sebelumnya tidak berencana untuk menghabiskan sumber daya besar.

Joe Biden, yang sedang isolasi di rumahnya di Rehoboth Beach, Delaware, sejak dinyatakan positif Covid-19 pada Rabu, menghabiskan sebagian besar akhir pekan dengan merenungkan tekanan dari dalam partai untuk memaksanya keluar dari pencalonan. Bersamanya ada pembantu senior lama Annie Tomasini, Steve Ricchetti, dan Mike Donilon serta pembantu utama ibu negara Jill Biden, Anthony Bernal.

Setelah mengambil keputusan, Joe Biden membagikannya melalui panggilan telepon dengan membacakan surat yang akan segera dirilisnya.

“Dia membaca surat itu kepada kami dan ingin kami memahami pemikirannya. Dia mengatakan bahwa dia telah bergumul dengan keputusan ini selama 48 jam terakhir,” kata salah seorang pejabat.

Segera setelah panggilan itu, Kepala Staf Gedung Putih Jeff Zients mengumpulkan staf senior Gedung Putih untuk memberi tahu mereka tentang keputusan tersebut. “Ini benar-benar dijaga ketat,” kata pejabat itu. “Ini menjadi kejutan bagi sebagian besar staf Gedung Putih.”

Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah berbicara beberapa kali selama hari Minggu, kata seorang yang akrab dengan percakapan mereka.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *