Jokowi: Saatnya Saya Harus Bicara Agar Tak Ada Fitnah
Jakarta-BP: Presiden RI Joko Widodo mengatakan situasi saat ini membuatnya harus bicara. “Saat ini saya harus bicara," ujar Jokowi di Wana Wisata Pokland, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat 8 Februari 2019.
Jika sebelumnya Jokowi selalu diam, sekarang perlu memberikan penjelasan agar tidak selalu jadi korban fitnah. "Selama ini saya mencoba diam, tapi sekarang tak bisa dibiarkan karena akan menjadi fitnah," ujar Jokowi di Wana Wisata Pokland, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat 8 Februari 2019. Ia membantah jika ia berbicara karena marah.
Di hadapan ribuan masyarakat pemanfaat hutan sosial, Jokowi 'curhat' soal dirinya yang selama ini jadi korban fitnah. Tapi, sebelumnya, dia memilih diam. "Saya dituding PKIlah. Dituding mengkriminalisasi ulamalah.”
Menurut Jokowi, ada ribuan ulama. “Kalau ada satu yang bermasalah kena kasus hukum, misalnya, ya dihukum, bukan berarti kiminalisasi."
Jokowi juga sering difitnah anti Islam. Padahal, kata Jokowi, dialah yang menandatangani Hari Santri. "Yang tanda tangan Hari Santri siapa? Sekarang saya harus ngomong, tapi bukan marah."
Jokowi juga sering dituding antek asing. Padahal tanpa banyak bicara, ujar Jokowi, Blok Mahakam yang 50 tahun dikelola asing, pada 2015 diambil alih Pertamina. Demikian pula dengan Blok Rokan yang 90 tahun dikelola Chevron. Saat ini sudah dikuasai 100 persen oleh Indonesia.
Freeport yang lebih dari 40 tahun dikuasai perusahaan Amerika, pada 2018 mayoritas sahamnya diambil alih pemerintah. “Itu bukan pekerjaan mudah. Kalau mudah, pemerintah sebelumnya pasti bisa melakukannya," kata Jokowi.
Jokowi mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dalam fitnah, hoaks, dan dusta. "Hati-hati! Gunakan pikiran dan rasionalitas. Kata Cak Lontong: Mikir! Mikir! Mikir!" ujar Jokowi.
(Tempo) BP/JP
Komentar