HarianBatakpos,com, JAKARTA – BP: Pembukaan musim haji tahun 2024 telah mencapai tahap kembalinya jemaah ke Tanah Air. Data terbaru dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pada hari ke-45 menunjukkan bahwa sebanyak 275 jemaah haji Indonesia telah meninggal dunia selama perjalanan mereka di Tanah Suci. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana pada periode yang sama tahun lalu tercatat 499 kematian.
Widi Dwinanda, anggota Tim Media Center Haji Kementerian Agama (Kemenag), menjelaskan dalam konferensi pers bahwa mayoritas jemaah yang meninggal memiliki rentang usia antara 60 hingga 70 tahun. Setiap jemaah yang meninggal akan mendapatkan pemakaman sesuai dengan aturan yang berlaku di Tanah Suci, termasuk proses badal haji yang dilakukan oleh petugas, seperti disadur dari lama detik.com.
Proses pengurusan jemaah yang meninggal dimulai dengan pembuatan Certificate of Dead (COD) oleh tenaga kesehatan setelah konfirmasi kematian. Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab atau sektor untuk melengkapi semua persyaratan administratif, termasuk surat kesediaan pemakaman.
Pemakaman jemaah yang meninggal di Tanah Suci dilakukan di dua lokasi utama, yaitu Pemakaman Baqi di Madinah dan Pemakaman Ma’la di Makkah. Pemakaman Baqi, yang terletak dekat dengan Masjid Nabawi, merupakan tempat pemakaman bagi beberapa keluarga dan sahabat Nabi Muhammad SAW, seperti Siti Khadijah RA, istri pertama Nabi, serta Qasim dan Abdullah, kedua putra beliau. Di Ma’la, juga terdapat makam Aminah ibunda Nabi Muhammad SAW.
Kebijakan pengurusan dan pemakaman jemaah haji yang ditinggal dunia di Tanah Suci menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya. Upaya Kemenag untuk memastikan proses tersebut berjalan lancar dan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan merupakan komitmen dalam melayani kebutuhan spiritual jemaah haji Indonesia.
Perjalanan spiritual ke Tanah Suci tidak hanya menjadi momen ibadah, tetapi juga perjalanan hidup yang sarat makna bagi setiap jemaah. Meskipun tantangan dan risiko kesehatan selalu ada, jemaah haji Indonesia tetap bersemangat untuk melaksanakan ibadah yang telah lama mereka nantikan.
Dukungan penuh dari pemerintah dan petugas haji sangat dibutuhkan untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan seluruh jemaah yang mengikuti perjalanan suci ini.
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan fasilitas dan layanan di Tanah Suci agar memenuhi standar internasional dan memperlancar proses ibadah haji. Langkah-langkah ini termasuk dalam upaya untuk memperbaiki infrastruktur, memanfaatkan teknologi digital untuk mempermudah administrasi, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi jemaah haji.
Selain itu, peningkatan koordinasi antara berbagai pihak terkait, seperti kantor maktab, sektor, dan lembaga terkait lainnya, menjadi kunci utama dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan jemaah haji sepanjang perjalanan mereka di Tanah Suci. Ini adalah bentuk komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki dan meningkatkan pengalaman spiritual serta praktis bagi setiap jemaah haji Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya global untuk memperluas akses dan mempromosikan Indonesia sebagai tujuan wisata religi yang unggul, kebijakan baru dalam penyelenggaraan haji juga terus dikembangkan.
Langkah-langkah ini termasuk dalam upaya untuk menyederhanakan proses perizinan dan birokrasi yang dapat menarik acara-acara internasional bergengsi, seperti konser, ke Indonesia. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai tuan rumah potensial untuk berbagai acara global yang dapat memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial bagi negara.
Keseluruhan, meskipun tantangan dan risiko selalu ada dalam penyelenggaraan haji, semangat dan komitmen jemaah haji Indonesia tetap kuat untuk melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan dan ketabahan. Dukungan dan fasilitas yang memadai dari pemerintah serta pengelola haji menjadi kunci utama dalam menjaga kelancaran dan keberhasilan ibadah haji setiap tahunnya.
Komentar