Medan, HarianBatakpos.com – Perdebatan mengenai apakah mengonsumsi makanan yang dibakar dapat memicu kanker menjadi topik hangat, terutama saat perayaan malam tahun baru. Banyak individu merayakan dengan berbagai hidangan, termasuk makanan bakar, namun penting untuk memahami potensi risiko kesehatan yang terkait.
Kanker merupakan penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali dalam tubuh.
Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan yang dimasak pada suhu tinggi, seperti karbohidrat, dapat melepaskan zat kimia berbahaya yang dikenal sebagai akrilamida, hubungan langsung antara makanan bakar dan kanker masih belum sepenuhnya jelas, dilansir dari tribratanews.polri.go.id.
Menurut Onkolog medis Neil Inyengar, “Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan (memasak terlalu lama atau membakar makanan), Anda menciptakan karsinogen dalam makanan yang berpotensi membahayakan tubuh.” Meskipun demikian, ia juga menyatakan bahwa ini masih merupakan hipotesis yang perlu diteliti lebih lanjut.
Penelitian pada hewan pengerat menunjukkan bahwa kadar akrilamida yang tinggi dapat menyebabkan tumor, namun bukti pada manusia masih terbatas.
Banyak studi yang memeriksa hubungan antara akrilamida dan kanker, seperti kanker prostat, kandung kemih, dan ginjal, gagal menemukan hubungan yang jelas. Dalam beberapa kasus, hubungan yang diidentifikasi bahkan hilang setelah pengukuran lebih akurat dilakukan.
Selain akrilamida, metode memasak daging seperti memanggang atau menggoreng dapat menghasilkan zat kimia lain yang disebut amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Meskipun hewan pengerat yang terpapar zat-zat ini dalam kadar tinggi dapat mengembangkan tumor, bukti mengenai dampaknya pada manusia tidak meyakinkan.
Walau bukti yang ada tidak cukup kuat untuk mengaitkan makanan bakar secara langsung dengan kanker, penting untuk membatasi konsumsi makanan yang dibakar. Hal ini dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit kanker dan menjaga pola makan yang lebih sehat.
Komentar