Kesehatan
Beranda » Berita » Kardiomiopati Peripartum: Apa yang Terjadi pada Wanita Setelah Melahirkan?

Kardiomiopati Peripartum: Apa yang Terjadi pada Wanita Setelah Melahirkan?

Ilustrasi
Ilustrasi

Medan,  HarianBatakpos.com –  Seorang wanita di Utah, Amerika Serikat, meninggal dunia akibat penyakit jantung langka, hanya sembilan hari setelah melahirkan anak kembar.

Morgan Hughes, 23, meninggalkan dunia setelah mengalami kardiomiopati pascapersalinan, suatu kondisi yang memengaruhi fungsi jantung setelah melahirkan.

Morgan melahirkan anak laki-laki dan perempuan pada 19 Desember 2024, dan awalnya pulih dengan baik. “Si kembar, yang lahir prematur sekitar enam minggu, dikirim ke unit perawatan intensif neonatal untuk menjadi lebih kuat,” kata ayahnya, Brian Hodson, dalam laporan NBC News.

9 Kandungan dan Manfaat Kandungan Air Kelapa untuk Kesehatan

Namun, seminggu setelah melahirkan, kondisi Morgan mulai memburuk, dilansir dari Detikcom.

Gejala yang dialami Morgan, seperti muntah dan pingsan, memicu kekhawatiran di kalangan keluarganya. Saat dibawa ke rumah sakit, ditemukan cairan di sekitar jantungnya.

Morgan didiagnosis dengan kardiomiopati peripartum, yang merupakan bentuk gagal jantung langka. Kondisi ini sering sulit dideteksi karena gejala yang mirip dengan masalah kehamilan, seperti sesak napas.

Kondisi Morgan semakin memburuk dan ia dirawat di unit perawatan intensif. Sayangnya, pada 28 Desember, ia meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung. “Ini sangat menghancurkan. Kami sama sekali tidak menduga hal ini,” ungkap suaminya, Sam Hughes.

WHO Desak Kenaikan Harga Minuman Manis dan Rokok Demi Tekan Angka Kematian Global

Penyebab dari kardiomiopati pascapersalinan masih menjadi misteri. Namun, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk kehamilan dengan anak kembar dan tekanan darah tinggi. Morgan sebelumnya didiagnosis dengan preeklamsia, meskipun ia tampak sehat saat melahirkan.

Kardiomiopati peripartum diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari 2.000 kelahiran hidup. Dr. Patrick S. Ramsey menyebutkan bahwa kondisi ini tampaknya semakin umum dalam beberapa dekade terakhir, tetapi penyebab pastinya masih belum jelas.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *