Harianbatakpos.com , JAKARTA – Kasus yang melibatkan suami Bunga Citra Lestari (BCL), Tiko Aryawardhana, yang dilaporkan oleh mantan istrinya, Arina Winarto, telah menarik perhatian publik.
Pengacara Tiko, Irfan Aghasar, menanggapi laporan tersebut dengan menegaskan bahwa tidak ada indikasi penipuan terkait masalah yang dihadapi kliennya. Meskipun kepolisian telah melakukan audit terkait klaim kerugian hingga Rp 6,9 miliar yang diajukan oleh Arina.
Irfan Aghasar menekankan bahwa tuduhan penipuan yang dialamatkan kepada Tiko dianggap berlebihan, sehingga pihaknya memberikan klarifikasi terkait hal tersebut. Ia juga menyoroti perbedaan angka kerugian yang disebutkan dalam laporan dengan hasil audit polisi yang sebenarnya, seperti disadur dari laman Detik.com.
Menurut pengacara Tiko, awal mula masalah keuangan yang terjadi melibatkan Tiko, mantan istri, dan mertuanya dalam mendirikan sebuah perseroan terbatas (PT) yang bergerak di bidang restoran. Dalam perseroan tersebut, Tiko memiliki 20% saham, sedangkan Arina memiliki 70% saham dan ayah Arina memiliki 5% saham. Mereka menjalankan bisnis ini dengan konsep kekeluargaan.
Proses pelaporan keuangan pada awalnya diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat Tiko dan Arina masih merupakan pasangan suami-istri. Arina juga menjabat sebagai komisaris perusahaan tersebut. Namun, dalam perkembangan perusahaan, Arina dinilai tidak menjalankan tugasnya sebagai komisaris dengan baik.
Irfan juga menyoroti bahwa Arina terlihat enggan menghadapi kerugian dalam bisnis tersebut. Selain itu, Irfan mempertanyakan mengapa masalah internal perusahaan tersebut langsung dilaporkan kepada pihak kepolisian tanpa proses penyelesaian internal yang lebih baik.
Pengacara juga menduga bahwa laporan yang diajukan oleh Arina terkait masalah keuangan ini mungkin dipengaruhi oleh masalah pribadi yang belum terselesaikan, terutama terkait rumah tangga yang belum berakhir dengan Tiko. Irfan bahkan menyebutkan bahwa Arina mungkin belum move on dari hubungan sebelumnya dengan Tiko yang kini telah menikah dengan Bunga Citra Lestari.
Dalam konteks ini, pengacara menyoroti pentingnya penyelesaian masalah secara baik-baik tanpa perlu melibatkan pihak kepolisian jika masalah tersebut dapat diselesaikan secara internal. Motivasi di balik laporan polisi ini dipertanyakan, dan dugaan bahwa Arina belum move on menjadi salah satu alasan yang disebutkan oleh pihak pengacara.
Dengan berbagai kompleksitas dan dinamika yang terjadi dalam kasus ini, penting bagi semua pihak untuk menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan mempertimbangkan kepentingan bersama.
Proses hukum seharusnya menjadi sarana untuk mencari keadilan tanpa melupakan nilai-nilai kebersamaan dan penyelesaian konflik secara damai. Semoga masalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan kedamaian dapat kembali menghiasi hubungan antara semua pihak yang terlibat.
Komentar