Nasional
Beranda » Berita » Kebiasaan Open House Lebaran di Indonesia: Soeharto dan Jokowi Pernah Tak Terima Tamu

Kebiasaan Open House Lebaran di Indonesia: Soeharto dan Jokowi Pernah Tak Terima Tamu

Kebiasaan Open House Lebaran di Indonesia: Soeharto dan Jokowi Pernah Tak Terima Tamu
Kebiasaan Open House Lebaran di Indonesia: Soeharto dan Jokowi Pernah Tak Terima Tamu

Jakarta, HarianBatakpos.com – Tradisi open house saat Lebaran menjadi momen istimewa bagi banyak tokoh besar Indonesia, termasuk Presiden. Di momen ini, rumah atau kediaman presiden terbuka lebar untuk menerima tamu yang ingin bersilaturahmi dan saling bermaafan. Namun, ada dua kali dalam sejarah Indonesia, kebiasaan ini tidak dilaksanakan, salah satunya terjadi saat era Presiden Jokowi dan satu lagi di masa Presiden Soeharto.

Open House Lebaran yang Tak Dilakukan Dua Kali

Setiap Lebaran, Presiden Indonesia biasanya membuka pintu Istana Negara atau kediaman pribadi untuk menerima tamu-tamu undangan yang ingin bersilaturahmi. Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi yang berlangsung lama. Namun, ada dua kali dalam sejarah di mana open house Lebaran tidak dilakukan. Pertama, pada era Presiden Jokowi yang terpaksa menutup pintu rumahnya akibat pandemi Covid-19. Penyebaran virus yang meluas membuat Jokowi memilih untuk tidak menerima tamu dalam rangka menghindari potensi penularan. Kedua, pada era Presiden Soeharto pada tahun 1987, di mana keputusan untuk tidak menggelar open house didasari oleh pertimbangan ekonomi.

Aksi Protes Imigrasi di New York Berujung Ricuh

Soeharto Tak Gelar Open House di Tengah Krisis Ekonomi 1987

Pada 1 Syawal 1407 Hijriah, Presiden Soeharto membuat keputusan yang cukup mengejutkan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Presiden Soeharto tidak membuka kediaman pribadi di Jl. Cendana, Jakarta untuk menerima tamu-tamu. Keputusan tersebut diambil di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat itu.

Menteri Sekretaris Negara Sudharmono menjelaskan bahwa Soeharto memilih untuk tidak menyelenggarakan open house sebagai bagian dari komitmennya untuk hidup sederhana dan menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi yang sulit. Saat itu, Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi karena harga minyak bumi yang anjlok di pasar global, sehingga mengurangi pendapatan negara.

Krisis Ekonomi dan Kebijakan Hemat

Kebijakan Menko Yusril: Hambali Dilarang Masuk Indonesia

Dalam Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah (2016), Boediono mencatat bahwa penurunan harga ekspor minyak Indonesia berdampak besar terhadap perekonomian nasional. Di tengah melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, Indonesia yang belum mengandalkan ekspor non-migas merasa dampaknya cukup dalam. Pemerintah pun dihadapkan pada defisit anggaran yang semakin membesar.

Sebagai upaya untuk menanggulangi krisis tersebut, pemerintah melakukan sejumlah kebijakan hemat, termasuk meninjau ulang proyek-proyek pembangunan, menaikkan harga BBM, serta menahan kenaikan gaji PNS selama empat tahun. Namun, meskipun berbagai langkah penghematan diambil, anggaran negara tetap mengalami defisit.

Soeharto Mencontohkan Kesederhanaan di Tengah Kesulitan Ekonomi

Dalam autobiografinya, Soeharto menjelaskan bahwa sebagai pemimpin, dirinya merasa perlu memberikan contoh bagi masyarakat dengan menunjukkan sikap kesederhanaan dan keprihatinan terhadap keadaan ekonomi yang tidak menentu. Oleh karena itu, meskipun tradisi open house adalah acara tahunan yang dinanti banyak pihak, pada Lebaran 1987, Soeharto dan istri memutuskan untuk tidak menerima ucapan selamat Idulfitri dan tidak membuka pintu kediamannya di Jl. Cendana.

“Pada hari Lebaran 1987, saya dan istri tak menerima ucapan selamat Idulfitri di kediaman kami di Jl. Cendana,” kata Soeharto dalam autobiografinya Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (1982).

Pelajaran untuk Pemimpin Masa Depan

Keputusan Soeharto tersebut memberikan pembelajaran penting bagi para pemimpin Indonesia di masa depan. Di tengah ketidakpastian ekonomi, seorang pemimpin perlu menunjukkan contoh hidup sederhana dan peduli dengan keadaan rakyatnya. Dengan tidak menyelenggarakan open house, Soeharto tidak hanya menghemat anggaran negara tetapi juga mengirim pesan bahwa dalam keadaan sulit, seluruh elemen bangsa harus bersatu dan mengutamakan penghematan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan