Medan, HarianBatakpos.com – Anggota Komisi V DPR dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu menilai kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah justru akan memangkas lapangan pekerjaan dan meningkatkan angka pengangguran di Indonesia. Dia menegaskan, “Kalau kemudian kita bilang bahwa kemudian APBN itu memang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong infrastruktur, untuk membuka lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Pemotongan ini justru memangkas lapangan pekerjaan.”
Adian memberikan contoh nyata terkait dampak kebijakan ini. Ia menjelaskan bahwa target pembangunan unit sekolah yang semula 9.300 unit kini menjadi nihil, sementara madrasah yang awalnya 2.034 unit hanya tersisa 86 unit. Penurunan target ini akan berdampak langsung pada lapangan pekerjaan untuk para pekerja konstruksi, dilansir dari cnnindonesia.com.
“Dari 2 hingga 2,5 juta pekerja konstruksi kita, ya bakal nganggur,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi anggaran tidak hanya mengurangi pembangunan infrastruktur, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup jutaan pekerja.
Lebih jauh, Adian juga menyoroti dampak efisiensi anggaran ini terhadap ketahanan pangan. Menurutnya, pembangunan irigasi hanya mencapai 450 hektare, dan rehabilitasi saluran irigasi hanya 16 ribu hektare, sementara total sawah di Indonesia mencapai 7,3 juta hektare. “Artinya akan ada enam juta sekian yang irigasinya tidak tersentuh,” ungkapnya.
Di sisi lain, Adian juga mencemaskan kualitas pelayanan publik. Ia menyinggung wacana PNS yang hanya bekerja di kantor selama tiga hari, yang dinilai akan menambah kompleksitas dan mengurangi produktivitas. “Lima hari kerja aja rumitnya minta ampun. Apalagi cuma tiga hari,” tegasnya.
Dengan demikian, kebijakan efisiensi anggaran tidak hanya menjadi ancaman bagi lapangan pekerjaan dan ketahanan pangan, tetapi juga untuk kualitas pelayanan publik di Indonesia.
Komentar