Medan, HarianBatakpos.com – Kecelakaan lift crane di proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora telah menimbulkan duka mendalam. Hingga saat ini, total korban tewas akibat kecelakaan ini mencapai lima orang. Pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab dan tanggung jawab dalam insiden tragis yang terjadi pada 8 Februari 2025 ini.
Menurut informasi dari Kasi Humas Polres Blora, Ajun Komisaris Polisi Gembong Widodo, satu korban, Rinduan dari Desa Greneng, meninggal dunia pada 9 Maret 2025. Sebelumnya, Rinduan telah dirawat di RS PKU Muhammadiyah Blora dan dirujuk ke RS Moewardi Solo. Namun, setelah kembali ke rumah, kondisi Rinduan memburuk dan harus dirawat kembali di rumah sakit, dilansir dari kompas.com.
Kecelakaan tersebut melibatkan 13 pekerja yang terjatuh dari ketinggian 12 meter ketika tali lift crane yang mereka gunakan putus. Dari kejadian ini, delapan orang berhasil selamat, sementara lima orang lainnya tidak selamat. Ini menunjukkan betapa pentingnya keselamatan kerja di proyek konstruksi, terutama yang melibatkan peralatan berat seperti crane.
Saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil rekam medis dari RS PKU Muhammadiyah Blora untuk mengetahui penyebab pasti kematian Rinduan. “Kami masih menunggu informasi lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan korban sebelum meninggal,” ungkap Gembong.
Kecelakaan ini menjadi pengingat bahwa keselamatan pekerja harus selalu diutamakan dalam setiap proyek pembangunan. Upaya untuk memperbaiki sistem keselamatan dan pelatihan yang lebih baik bagi pekerja harus menjadi prioritas agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Komentar