Harianbatakpos.com , JAKARTA – Ashanty mengungkapkan pengalaman tak menyenangkan saat dirinya bersama Anang & Friends disoraki oleh penonton setelah laga Timnas Indonesia melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Selasa (11/6/2024). Menurut Ashanty, penampilan mereka sepenuhnya merupakan permintaan dari pihak penyelenggara pertandingan.
“Mereka (penyelenggara) yang meminta kami tampil, termasuk pilihan lagu, durasi penampilan, dan waktu tampil semuanya diatur oleh mereka, tidak ada yang dari kami,” kata Ashanty saat dihubungi via telepon pada Rabu (12/6/2024).
Penyanyi berusia 40 tahun itu mengaku merasa ragu ketika diberitahu bahwa mereka akan tampil saat selebrasi. Ashanty merasa aneh bahwa penampilan mereka digunakan untuk merayakan kemenangan.
“Kenapa kami disuruh tampil saat selebrasi, itu juga aneh bagi kami. Tapi, lagi-lagi, kami hanya mengikuti arahan mereka,” ujar Ashanty, seperti disadur dari laman Suara.com.
Ashanty juga mengakui bahwa ia dan suaminya, Anang Hermansyah, tidak memahami budaya penonton sepak bola di GBK. Salah satu budaya yang tidak mereka ketahui adalah kebiasaan menyanyikan “Indonesia Pusaka” setelah pertandingan selesai.
“Kami tidak mengerti kultur pertandingan sepak bola. Seumur hidup saya menonton bola di TV, saya tidak pernah melihat ada penyanyi. Harusnya panitia memberitahu kami tentang budaya sepak bola setelah menang,” jelas Ashanty.
“Mengingat saya tidak pernah menonton secara langsung, jadi kalau disuruh memahami ya memang saya tidak mengerti,” tambahnya.
Meski begitu, Ashanty menegaskan bahwa mereka tetap menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka” bersama Anang & Friends. Lagu tersebut dinyanyikan saat half time, sehingga tidak masuk dalam siaran televisi.
“Kami diminta menyanyikan tiga lagu. Di half time kami menyanyikan ‘Indonesia Pusaka’, di akhir menyanyikan lagu kebangsaan dan satu lagi lagu pribadi. Jadi, kami hanya mengikuti permintaan. ‘Indonesia Pusaka’ kami nyanyikan, hanya saja tidak disiarkan langsung,” jelasnya.
Ashanty dan Anang Hermansyah merasa kecewa karena pihak penyelenggara tidak memberikan penjelasan mengenai kejadian tersebut. Mereka berharap pihak penyelenggara menyatakan bahwa pilihan lagu dan pengaturan penampilan adalah keputusan mereka, bukan dari pihak Ashanty dan Anang.
“Kami ingin mendengar penyelenggara mengatakan bahwa pemilihan lagu dan lainnya adalah dari mereka. Kami hanya mengikuti, tetapi hal itu tidak dijelaskan. Mungkin mereka butuh waktu, kami juga tidak mengerti,” ungkap Ashanty.
Hingga saat ini, hujatan masih terus mengalir kepada Ashanty dan Anang Hermansyah akibat kejadian tersebut.
Momen ini menjadi pelajaran berharga bagi Ashanty dan Anang, serta mengingatkan pentingnya komunikasi yang jelas antara penyelenggara acara dan pengisi acara untuk menghindari kesalahpahaman.
Ashanty berharap bahwa pengalaman ini dapat memberikan pemahaman lebih baik tentang bagaimana seharusnya acara hiburan diselenggarakan dalam konteks pertandingan sepak bola, dan bagaimana penyelenggara dapat lebih bijaksana dalam merencanakan acara yang melibatkan selebriti atau penampilan hiburan.
Ke depannya, diharapkan penyelenggara acara dapat lebih memperhatikan budaya dan kebiasaan penonton dalam merancang acara, serta memberikan penjelasan yang jelas kepada para pengisi acara tentang apa yang diharapkan dari mereka. Dengan begitu, kejadian serupa dapat dihindari dan semua pihak dapat merasa nyaman dan dihargai dalam perannya masing-masing.
Ashanty dan Anang berkomitmen untuk terus belajar dan memahami berbagai kultur acara yang mereka hadiri, agar dapat memberikan penampilan yang lebih baik dan sesuai dengan ekspektasi penonton. Meskipun pengalaman ini cukup mengecewakan, mereka tetap bersemangat untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi penggemar mereka.
Komentar