Jakarta, 6 Juli 2024 – Aksi pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh sejumlah polisi di ruas Jalan Tol Halim, Jakarta Timur, menjadi perbincangan hangat setelah terekam dalam dashcam dan tersebar luas di media sosial. Akibat insiden ini, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman, menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan tindakan tegas terhadap pelaku-pelaku yang terlibat.
Sinopsis Peristiwa Pungli di Tol Halim
Video yang viral menunjukkan seorang sopir pikap dihentikan oleh polisi, diminta untuk memperlihatkan SIM dan STNK, dan kemudian dipungut sejumlah uang. Kejadian serupa juga dialami oleh pengemudi mobil Mercy, meskipun alasan penghentian mereka tidak jelas.
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman, mengakui kesalahan yang dilakukan oleh anggotanya dan secara tegas menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat. Dia menegaskan bahwa tindakan pungli adalah tidak dapat diterima dan akan ditindaklanjuti dengan proses disiplin terhadap anggota yang terlibat.
Langkah Tindak Lanjut dari Polda Metro Jaya
Dirlantas Polda Metro Jaya telah mengambil langkah-langkah untuk menindak pelaku pungli tersebut. Tiga anggota Polantas yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut, yakni Aipda A, Aiptu A, dan Brigadir A, akan segera diproses sesuai dengan aturan yang berlaku.
Latif juga menyoroti perlunya koreksi dalam praktik penegakan hukum di lapangan. Dia mengimbau agar masyarakat tidak memberikan suap kepada polisi ketika berada dalam proses pemeriksaan di jalan.
Pembaruan Sistem Tilang oleh Dirlantas Polda Metro Jaya
Sebagai bagian dari upaya reformasi, Dirlantas Polda Metro Jaya telah membatasi penggunaan tilang manual dan beralih ke sistem tilang elektronik (E-TLE). Tilang manual hanya akan diterapkan untuk kasus-kasus pelanggaran yang menyebabkan kecelakaan, sementara penegakan hukum secara elektronik menjadi prioritas utama.
Insiden pungli yang terjadi di Tol Halim merupakan cerminan dari tantangan dalam penegakan hukum di lapangan. Tindakan tegas dari Dirlantas Polda Metro Jaya dalam menindak pelaku dan mengembangkan sistem tilang yang lebih transparan menjadi langkah positif untuk memperbaiki citra dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya integritas dan profesionalisme dalam setiap interaksi antara petugas kepolisian dan masyarakat. Semua pihak diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga keadilan dan ketertiban bersama, serta menghindari praktik-praktik yang merugikan seperti pungli.
Komentar