Jakarta, HarianBatakpos.com – Kisah kelam tentang pencurian Hajar Aswad yang gegerkan jemaah haji di Makkah akhirnya terungkap setelah 22 tahun berlalu. Sebuah tragedi yang menggetarkan hati umat Islam dan menimbulkan trauma mendalam dalam sejarah keagamaan. Dalang dari kejahatan tersebut akhirnya terkuak, membuka lembaran baru dari masa lalu yang kelam.
Menurut laporan dari detikHikmah, Abu Tahir Al Qarmuthi merupakan dalang dari pencurian Hajar Aswad yang terjadi pada tahun 317 Hijriah atau 930 Masehi. Pada masa itu, Abu Tahir menjadi pemimpin kelompok Syiah Qarmatian yang melakukan aksi teror di Makkah.
Pada saat kedatangan kelompok Qarmatian, Abu Tahir dan rombongannya menjanjikan bahwa mereka tidak akan melakukan kerusakan di Makkah. Namun, janji tersebut hanyalah kedok untuk melancarkan aksi keji mereka. Mereka menyerang jemaah haji yang tengah melaksanakan ibadah di Ka’bah pada hari pertama haji.
Dalam buku “Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram” karya Mansya Aji Putra, disebutkan bahwa Abu Tahir memerintahkan untuk mencopot Hajar Aswad dari tempatnya di sudut tenggara Ka’bah. Selain itu, mereka juga melakukan perusakan di Ka’bah dengan mencuri barang-barang berharga di dalamnya, merobek kiswah, melepas pintu, hingga mengambil talang emas.
Tragedi tersebut berujung pada pembantaian terhadap jemaah haji dan penduduk Makkah. Ribuan jemaah haji yang tengah tawaf, iktikaf, dan salat dibunuh, dan bahkan sebagian di antaranya dibuang ke sumur air Zamzam. Akibat dari aksi keji ini, ibadah haji ditiadakan selama 8 tahun berturut-turut karena rasa takut dan trauma yang melanda.
Hajar Aswad yang berhasil dicuri oleh Abu Tahir dibawa ke Masjid al Dirar di Bahrain. Abu Tahir berusaha untuk mengubah masjid tersebut menjadi tempat suci dan mengarahkan orang-orang untuk berhaji di sana. Hajar Aswad disimpan di sana selama 22 tahun sebelum akhirnya kembali ke Makkah setelah kekhalifahan Abbasiyah membayar sejumlah besar uang.
Tragedi ini menjadi salah satu kejadian paling tragis dalam sejarah keagamaan Islam. Namun, keutamaan dari Hajar Aswad tetap terjaga, seperti yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa bersalaman dengan Hajar Aswad seperti bersalaman dengan Allah yang Maha Pengasih.
Kisah ini menjadi pengingat bagi umat Islam akan pentingnya menjaga dan menghormati tempat-tempat suci dalam agama mereka. Semoga tragedi seperti ini tidak pernah terulang kembali di masa depan.
Referensi: [detikHikmah](https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-7374223/dalang-pencurian-hajar-aswad-yang-gegerkan-jemaah-haji-di-makkah)*Qarmatian
Komentar